Langsung ke konten utama

(Traveling Edition) Deventer, kota santai di timur Belanda

9 Juli 2011 yang lalu, saya mendapat kesempatan bersama papah mamah untuk mengunjungi kakak saya yang sedang studi S2 di Saxion University, Belanda. Tepatnya di kota Deventer. Salah satu kota kecil di Belanda yang dijadikan salah satu kota pelajar.

Kosan Kakak saya


Kota ini dapat dijangkau sekitar 2-3 jam dari Amsterdam dengan menggunakan kereta. Kota ini menjadi salah satu lokasi Saxion University ( universitas tersebut ada dibeberapa kota lainnya). Kemudian kota ini juga dialiri sebuah sungai yang cukup besar, entah apa nama sungainya. Ini menjadi pemandangan yang cukup unik di kota ini.
Saya dan Sungai serta jembatan


Memasuki centrum kota ini ( centrum : kayak alun2 desa, pusat kota), kita akan disuguhi bangunan-bangunan tua khas belanda yang sudah berumur..... ya sekitar 400 tahun lebih lah, ada yang dibangun 1600an,1800an dll. Seperti pada kota lainnya, kota ini memiliki juga gereja tua besar nan megah, dengan gaya arsitektur Gothic.

Kota ini memiliki makanan khas, yaitu Deventer Koeken. Seperti kue brownies yang dipotong-potong kecil, dan memiliki rasa dan aroma rempah-rempah. Konon, jaman dahulu kue ini di ekspor ke negara-negara Skandinavia.  Selain itu, kota ini pun juga memiliki klub sepakbola,namanya GO AHEAD EAGLES, namun masih klub divisi 2 kalo tidak salah. Beruntung pula saya sempat melihat launching tim 2011/2012 klub tersebut, dan dapat melihat pertandingan eksibisi melawan pemain2 tua yang sudah pensiun. Beruntung, selain dapat melihat pemain klub tersebut, saya dapat melihat mantan pemain Arsenal, Marc Overmars dan mantan kiper Manchester United, Raymond Van Der Gouw. Mereka ini ternyata alumnus kota ini, sehingga mereka diajak ikut pertandingan uji coba melawan klub


Menurut saya kota Deventer sangat nyaman untuk ditinggali dan terutama untuk mahasiswa atau pelajar. Selain kotanya tenang, banyak taman, ada sungai, hiburan di kota ini juga tidak terlalu banyak (hanya bioskop dan toko elektronik serta toko mainan) sehingga mahasiswa cukup kondusif untuk menempa ilmu (tidak banyak gangguan duniawi haha).

                                          

bangunan tua, lupa namanya

Gereja terbesar di Deventer

Salah satu sudut kota Deventer

Centrum

sudut pandang lain dari Centrum

Saxion University

Elang merupakan simbol dari klub sepakbola ini

Cukup unik, Launching pemain, diantar memakai Crane. haha, not bad for small club.

Pertandingan ujicoba GO AHEAD EAGLES vs All-Star Deventer
Marc Overmars dengan dribbling khasnya

Mantan Kiper MU, Raymond Van Der Gouw

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me