Meski tinggal di Bandung, kesempatan untuk mengeksplor tempat wisata di kota terdekat, Garut, belom pernah dilakukan. Hingga November 2013, Orang tua mengajak jalan-jalan untuk melepas kepenatan Ibu Kota. Seperti biasa, rencana dilakukan dadakan, hanya 1 hari setelah pencanangan, Orang tua langsung menjemput saya di Bandung bersama om dan Tante serta keponakan. Beruntung, masih ada hotel yang masih bisa dibooking.
29 November 2013, Kami berangkat menuju Garut dari Bandung dengan mobil pribadi. Setelah sekitar 3 jam perjalanan, plus singgah di rumah makan, kami sampai di Hotel Sumber Alam yang terletak di daerah yang disebut Cipanas. Daerah ini memiliki sumber air panas alami. Hari pertama ini kami habiskan untuk berenang dan menikmati makanan di restoran lokal.
|
Landscape unik lingkungan Hotel Sumber Alam. |
|
Formasi tumbuhan dan kolam sangat dimanfaatkan |
Hari kedua, kami mulai dengan jalan pagi mengelilingi lingkungan hotel yang didesain secara apik dan asri. Setelah itu, kami mencoba keluar dari lingkungan hotel dan mencari-cari obyek yang menarik sembari sedikit berolahraga. Dan ternyata ada sawah yang luas daengan background Gunung (dugaan saya Gunung Papandayan). Landscapenya seperti di gambar-gambar ketika kt masih SD!
|
Bagian belakang wilayah hotel, pemandangan yang menarik! |
|
Sawah dideket hotel. |
Setelah itu, kami kembali ke hotel untuk sarapan pagi, dan kemudian mencoba memancing di kolam yang mengelilingi kamar kami. Cukup banyak ikannya. Setelah memakai umpan ikan tidak berhasil, kami mencoba dengan umpan Sosis goreng yang "dicomot" dari makan pagi. Memang dasar ikan sombong, umpannya sosis baru kepancing! dapet lah ikan lele, ikan mas dll yang berukuran jumbo yang kemudian kami goreng untuk jadikan makan siang. Yeah pertama kali makan ikan hasil pancingan!
|
Ikan yang berhasil dipancing oleh om dan keponakan |
Siang hari setelah check out, Situ Bagendit menjadi tujuan wisata kami. Situ (Danau) ini yang konon memiliki cerita rakyat yang unik tentang asal muasalnya (silahkan di cek kisah Situ Bagendit), memiliki landscape yang cukup menarik. Danau yang cukup luas dengan background gunung-gunung sekitar Garut menjadi daya tarik. Sayang pinggiran danau kurang terawat dengan baik. Setelah kami makan siang (dengan lauk ikan pancingan sendiri loh! *bangga), kami naik semacam getek dari bambu untuk mengelilingi pulau. Cukup mengasyikkan!
|
Akang Operator berusaha menggerakan geteknya |
|
Suasana "kabin Getek sambil ngopi. |
Hari ke 3 kami lanjutkan untuk menuju obyek wisata lainnya, yaitu Kawah Drajat. Kami berangkat dari kota Garut (kami pindah hotel ke tengah kota). Kawah ini berjarak sekitar 1-2 jam dari kota Garut. Kawah ini terletak di wilayah pembangkit listrik tenaga panas bumi nya Chevron. Cukup agak bikin deg-degan karena pada saat itu, asapnya lagi cukup tebal, takut-takut gas beracunnya keluar.
|
Pipa Gas Chevron |
|
Kawah Drajat, dengan kolam air panasnya |
Terakhir, sambil menuju pulang, kami menyempatkan diri untuk mengunjungi Situs purbakala, yaitu Candi Sangkuang, yang terletak di antara kota Garut dan Rancaekek. Situs ini tidak kalah menarik, karena untuk menuju Candi harus melewati Danau dengan Getek. Seolah Candi terletak di "pulau" ,padahal tidak karena sebetulnya ada daerah yang menyambung dengan daratan utama. Ternyata candi ini merupakan rekonstruksi dari candi aslinya, yang berarti candi ini merupakan rekaan para Arkeologis. Disamping candi, terdapat semacam museum kecil yang berisi foto-foto dan dokumen tentang penemuan candi hingga pemugarannya, serta dokumen2 purbakala yang ditulis dengan huruf arab oleh seorang ulama.
|
Pemandangan dari pintu masuk ke "pulau" lokasi candi |
|
Candi Sangkuang dari pintu masuk |
|
Candi Sangkuang dari suatu sisi |
|
Di sebelah Candi ada Rumah adat Kp. Kulo, yang konon katanya hanya selalu ada 7 kepala keluarga |
|
Landscape sekitar Candi Sangkuang |
|
Pemandangan dari "pulau" candi ke pintu masuk |
Catatan :
- Garut cukup rekomended untuk wisata santai nan murah
- Wisata alam menjadi kekuatan utama dari Garut. Dulu saking kerennya sempet dijuluki Swiss van Java (Swiss nya Jawa)
-
Komentar
Posting Komentar