Pandemi
global virus Covid 19 membuat kita semua diharuskan melakukan Physical
Distancing agar penyebaran virus tersebut berhenti, berkurang atau setidaknya
melambat. Bentuk physical Distancing adalah diharuskannya untuk beraktivitas
dirumah (bagi yang bisa), menghentikan pusat-pusat keramaian dan sebagainya. Kesempatan
bersilaturahim pun menjadi hal yang sangat mahal yang akhirnya dapat
difasilitasi lewat audio call, video call, video conference dan sebagainya.
Beberapa
minggu yang lalu sempat video call dengan teman-teman kuliah. Selain berbagi
cerita tentang kabar, kondisi bekerja di rumah dan kekhawatiran dampak pandemi
terhadap ekonomi, kami juga mulai berbagi tentang mulai jenuhnya di tempat
tinggal masing-masing sehingga ketika ada kesempatan untuk keluar rumah membeli
kebutuhan seolah jadi hiburan tersendiri. Sebelum pandemi, refreshing adalah ke
Mall, nonton di bioskop, kongkow di café, melesir ke luar kota atau ke luar
negeri. Sekarang saat Pandemi seolah standar refreshing kita turun. Kini Keluar
tempat tinggal sebentar hanya untuk membeli kebutuhan di mini market seolah
langsung bikin kita refreshing dan terhibur. Ke mini market aja lo! Saya
sendiri pun sempat sekadar berkeliling sebentar bersama istri dan anak dengan mobil
(tanpa turun) saja sudah jadi hiburan tersendiri.
Mungkin
hikmah dari pandemi ini salah satunya menyadarkan kita kembali bahwa sebelumnya
mungkin kita suka lupa mensyukuri nikmat-nikmat yang kita dapat, mungkin karena
seolah sudah biasa dan bukan berbentuk materi / uang, jadinya dilupakan, yaitu
nikmat rasa aman, nyaman dan tenang saat beraktivitas. Dulu kita ke mini market
santai banget. Pake baju sembarangan terus pulang gak cuci tangan dan gak mandi
tanpa ada rasa takut apa-apa (ya jangan ditiru juga sih haha). Kini ke mini
market seolah sudah jadi medan perang dan banyak ketakutan-ketakutan yang
muncul tertular virus tersebut sehingga kita. Memakai baju lengan panjang,
masker, mencuci tangan lebih banyak dari sebelumnya, mewaspadai jarak dengan
orang lain, mewaspadai barang belanjaan kita (takut ada virus terbawa dan harus
dibersihkan), bahkan mewaspadai apapun yang sebelumnya kita tidak pernah kita
waspadai. Pulang pun kita harus mengikuti protokol cuci tangan, mandi, ganti
baju dan sebagainya.
Karena
kondisi pandemi ini tidak hanya menyerang kesehatan biologis, tetapi juga
psikologis maka meningkatkan rasa syukur terhadap apa yang kita punya saat ini
adalah mungkin menjadi salah satu cara untuk bertahan ditengah pandemi seperti
ini agar pikiran kita senantiasa optimis dan positif. Introspeksi diri terhadap
nikmat-nikmat yang kita abaikan dulu juga menjadi cara untuk mengambil hikmah
agar kita bisa menjadi orang yang lebih baik di saat dan setelah krisis ini.
Bagi yang masih beruntung memiliki pekerjaan, tempat tinggal dan kesehatan,
curahkan rasa syukur anda dengan membantu orang lain berupa donasi, sedekah
ataupun zakat, menyebarkan optimisme dan
Sekian
curahan pikiran saya. Semoga tetap sehat tubuh, hati dan pikiran kita serta
rezeki kita semua dicukupkan di saat dan setelah pandemi ini.
Salam!
Komentar
Posting Komentar