Tanggal 3 Juli 2011 saya memutuskan untuk ikut dengan ibu saya kerja ke Padang untuk survei lapangan. Naik pesawat tentunya. Esok harinya, setelah survei lapangan ke kota Solok, kami memutuskan untuk pergi ke kota Sawahlunto untuk menginap semalam. Saya pun baru denger kota Sawahlunto beberapa hari sebelum berangkat, yang katanya kota tambang dengan bangunan2 arsitektur jaman Belanda.
Jalan menuju ke Sawahlunto nya pun sangat menarik. Karena melewati hamparan sawah nan luas serta melewati perbukitan. Tidak heran daerah itu disebut daerah BUKIT BARISAN. Karena emang dikelilingi bukit-bukit.
Kota Sawahlunto pun dicapai setelah menaiki bukit, dan kota berada dilembah yangt dikelilingi bukit. Orang-orang sana nyebutnya seperti "Mangkok" karena dikelilingi bukit.
Pertama, kami langsung berhenti di Museum Kereta Api Sawahlunto. Bangunan ini merupakan bangunan eks Stasiun Kereta Api Sawahlunto. Bangunannya masih persis seperti jaman dulu. Di museum ini ada foto-foto hitam putih maupun berwarna yang menceritakan tentang perkembangan kereta api di Sumatera Barat sejak era penjajahan Belanda. Selain itu, di Museum ini masih ada kereta-kereta jadul yang dipamerkan diluar museum. Tapi gak kayak dipamerkan sih, kayak "digeletakin" aja. Ada juga kereta yang masih bisa dipakai sebagai kereta wisata yang disebut kereta "Mak Item". Sayang, hanya beroperasi di hari minggu saja. Setelah itu kami ke hotel dan istirahat.
Sore jam 4.30an, kami mulai menyusuri kota kecil ini. Cukup menarik dengan tata kota yang tergolong rapih dan masih banyak bangunan tua Belanda serta ruang publik yang cukup, menjadikan kota ini lebih "hidup". Lalu kami menaiki semacam "angkot" nya kota ini untuk berkeliling kota. Kami bisa melihat bekas pabrik dan silo-silo bekas pertambangan. Cukup Menarik.
Keesokan harinya, kami mengunjungi museum tambang INFOBOX. Disini kami dapat melihat sejarah dan foto-foto sejarah kota Sawahlunto, dari mulai yang nemuin tambang, masa kini hingga alat-alat pertambangan dipamerkan disini.
Setelah itu, dibelakang museum ini ada goa bekas tambang tersebut. Kami pun memasuki ini dengan memakai perlengkapan helm dan safety shoes. Kami masuk dipandu seorang Guide bersama rombongan dari Padang. Menarik sekali, goa ini sebetulnya banyak akses ke berbagai tempat di Sawahlunto, namun beberapa ditutup karena masih dianggap berbahaya.Dulu, sebelum dijadikan objek wisata, goa ini pun terendam air dan ditutup dengan beton oleh Belanda agar cadangan tambang tidak diambil.
Cukup membuat merinding, karena goa ini cukup sempit, dan bergaung serta berair. Meski sudah diberi penerangan dan sistem sirkulasi udara, tetap membuat bulu kuduk berdiri, APALAGI SETELAH GUIDE NYA CERITA-CERITA TENTANG HAL-HAL MISTIS DI GOA INI!!!!.
Sedih juga membayangkan orang Indonesia diperas dan disiksa untuk menggali tambang ini. dan pasti banyak korban tewas karena kelelahan, kelaparan dll. Semoga arwah mereka tenang.
Setelah goa tambang ini, kami lanjut ke Museum Gudang Ransum. Di museum ini diperlihatkan sejarah penyediaan makanan bagi pegawai tambang yang berjumlah ribuan. Diperlihatkan pula peralatan-peralatan masaknya. Ada panci GEDE BGT! ORANG BISA MASUK dah, YAKIN GW.
Siangnya kami pun sudah menuju kembali ke Padang melewati Danau Singkarak. PEMANDANGANNYA BAGUS GILA! Hutan yang dialiri sungai. EKSOTIS SEKALI!
Recommend bgt buat pecinta Wisata Sejarah dan Alam tentunya.
INDONESIA MEMANG KEREN BGT!! GAK KALAH dah ama NEGARA LAIN!
|
Silo bekas pabrik tambang |
|
Saya dan Kereta api jadoel |
|
"Mak Item" kereta api yang masih nyala tiap hari minggu |
|
Museum Kereta Api Sawahlunto |
|
Bangunan dengan arsitektur Belanda |
|
Lapangan bola pun ada. Tata kota cukup bagus |
|
Kota Sawahlunto dari salah satu bukit |
|
Bangunan pabrik tambang yang sudah usang |
|
Goa bekas penambangan |
|
Ekspedisi dalam goa |
|
Dalam perjalanan ke Padang. Kayak lukisan waktu SD, SMP hahah |
Komentar
Posting Komentar