Langsung ke konten utama

Autostadt, Volkswagen Museum, Wolfsburg

Ini masih lanjut dari postingan Travel Edition sebelumnya. Jadi setelah dari Chezh, kami balik ke Deventer, Belanda, Orang tua saya pulang beberapa hari kemudian, dan saya tetap tinggal di Belanda, selain karena sekalian pulang bareng dengan kakak di akhir bulan dan pesan orang tua saya untuk mencari ilmu dan wawasan sebanyak2nya, saya punya janji dengan seorang teman SMA saya, yang sedang kuliah di  Wolfsburg, Jerman untuk mengunjunginya. Kebetulan dia kuliah di jurusan Automotive Design, sehingga ya bisa share2 karena masih ada hubungan dengan jurusan saya (Desain Produk).  Tapi sebetulnya saya ingin mengunjungi Museum dari salah satu industri otomotif terbesar di dunia, yaitu Volkswagen Museum.

Saya pergi kesana dengan kereta dari kota Deventer.
Pabrik VW terletak di dekat stasiun
Wolfsburg merupakan kota yang tergolong kecil. Bisa dibilang dikota ini hampir gak ada apa-apa alam dan point interest. Namun ternyata orang Jerman cukup jeli untuk membangun kota ini. Meski hampir tidak ada point interest, ternyata di kota ini ada Pabrik Volkswagen. Karena nama Volkswagen sudah cukup mendunia, Pabrik Volkswagen pun "dijual" untuk wisatawan mancanegara. Tidak tanggung-tanggung, kota ini sekalian dijadikan sebagai Autostadt (Kota mobil) pada tahun 1994.



Pabrik VW di kala senja
 Saya sampai di Wolfsburg pada tanggal 20 Juli 2011 dan menginap di rumah temen saya tersebut. Baru besoknya kami mengunjungi Volkswagen Museum. Tiketnya seharga 15 Euro. Di dalam Area museum ini terdapat beberapa paviliun showroom mobil dari merek-merek mobil dibawah Volkswagen Group. Ada Paviliun Volkswagen, Audi, Seat (Spanyol), Lamborghini (Italia), Skoda (Chezh), Bentley(Inggris). Ternyata VW tidak hanya menguasai saham perusahaan jerman lainnya, tetapi juga perusahaan negara-negara di sekitarnya. Mantap.

Sebelum memasuki Paviliun-pavilunnya, kami mengikuti tur ke pabrik Volkswagen. Kami menaiki sebuah kendaraan seperti bus mini yang panjang. Tur nya berjalan sekitar 20 menit. Di dalam pabrik tersebut kami dapat melihat proses produksi dari VW, dari mulai pembuatan rangka, pemasangan komponen-komponen ke dalam rangka hingga proses pengetesan kendaraan. Hampir semua proses produksi menggunakan mesin dan robot. Canggih sekali.

Setelah tur selesai, saya mulai memasuki paviliun-paviliun Showroom mobil. Paviliun VW, Seat, Skoda,Bentley menurut saya kurang menarik karena seperti showroom jualan mobil saja. Yang menarik adalah pada Paviliun Audi.

Media interaktif digunakan oleh museum ini
 Dengan desain interior yang elegan, komputer interaktif dll, paviliun ini memberikan kesan dan informasi yang menarik. Komputer interaktif menurut saya dibuat sangat menarik sehingga informasi yang ingin disampaikan dari mereka dapat dicerna dengan mudah. Cukup mendetail, informasi tentang mesin, produksi, proses desain interior dan eksterior mobil, bahkan sampai komponen kecil seperti rem, sensor, lampu dapat kita akses disini. Dan pastinya mobil-mobil andalan mereka dipajang. Salah satunya adalah Audi R8, salah satu mobil produksi Audi yang cukup sukses.
Salah satu karya Sports Car dari Audi, Audi R8
Museum sejarah mobil, bagian mobil jadoel
Museum sejarah mobil, bagian mobil tahun 70an

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperas...

Sifat-Sifat Nobita Yang Mungkin Ada di diri Kita dan Perlu Kita Hindari

Tentunya saya adalah pembaca dan penggemar komik Doraemon. Membaca komik mungkin buat sebagian orang adalah kegiatan yang sia-sia. Padahal kita dapat mengambil berbagai pelajaran di dalamnya. Terutama sifat manusia yang lemah. Mungkin kita pernah mengalami apa yang dirasakan karakter Nobita. Dan kadang kita menertawakan (dengan satir) perasaannya Nobita. Sifat-sifat karakter Nobita adalah kombinasi dari sifat-sifat yang perlu kita hindari, khususnya kita sebagai Muslim : )   Apa saja? mari kita bahas:  1. Pemalas dan Mental Instan Sifat malas akan selalu berorientasi kepada hasil, bukan proses. Nobita selalu "apa-apa Doraemon, apa-apa Doraemon" dan selalu mengharapkan hasil terbaik tetapi tanpa niat yang kuat,   berusaha semaksimal mungkin dan gak mau mikir. Ya susah atuh kayak gini mau sukses. (sambil jleb). Kerjaannya gini......... Ketika mencoba serius teralihkan untuk yang gak-gak Tapi harapan hasilnya pengen tinggi, jadinya...... Syarat...

Movie Review: ZIPANG (Anime Version)

cover manga Zipang Note: Spoiler alert Jarang-jarang saya membaca karya fiksi Jepang. Zipang menjadi satu dari sedikit fiksi jepang yang saya baca. Awalnya hanya iseng baca komiknya. Tetapi karena menarik saya melanjutkan beberapa jilid. Namun karena komik Zipang susah ditemui, hanya ditemui di rental komik yang sekarang susah curi-curi waktu kesana, maka saya coba beralih ke media lain. Ternyata Zipang ada animenya. Mulai lah saya mendownload 26 episode anime ‘Zipang”. Tapi memang sayangnya animenya tidak sepanjang versi komiknya. *semoga ada season 2 nya huhu.  Cerita... Sebetulnya, Zipang memiliki premis cerita yang cukup konyol yaitu “Sebuah kapal perang modern Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF/Japan Maritime Self Defense) entah gimana mengalami perjalanan waktu dan terjebak di Tahun 1941 ketika Perang Dunia 2 berkecamuk.  Premis ceritanya mirip film holywood lawas berjudul “Final Countdown”.  JDS Mirai (nama kapal perang Jepang modern tersebut) d...