Jarak yg cukup jauh dari film pertama dan sekuelnya, kita bisa lihat 2 situasi yg sudah jauh berbeda. 2 zeitgeist /semangat jaman yg berbeda.
Pada "Top Gun" (1986), situasinya masih pada suasana Perang Dingin antara Barat vs Uni Sovyet, adu ideologi dan perebutan pengaruh antara demokrasi vs komunis. Perlombaan inovasi di bidang persenjataan membuat budget pertahanan masing2 negara, khususnya Amerika Serikat sangat gede dalam rangka utk membuat teknologi senjata yg bs ngimbangin Soviet.
Kita bisa lihat dari beragamnya jenis pesawat yg ada di US Navy. Masing2 jenis operasi ada pesawatnya sendiri. F-14 "Tomcat" (Interceptor- Air Superiority/pencegat) , F-8 "Crusader" (fighter ringan), A-4 "Skyhawk" , A-6 "Intruders" dan A-7 "Corsair" (serang darat/pembom taktis). Dan yg terakhir F/A-18 "Hornet" versi awal (tempur multi peran). Perlunya pesawat Air Superiority juga dirancang utk menghadang munculnya pesawat-pesawat Air Superiority Sovyet macam Su-27/30 dsb. Dan di film pertamanya, Dogfight antar pesawat tempur jadi skenario utama. Pada film pertama kita bisa lihat pertempuran udara antara F-14 melawan Mig-28 (yang diperankan oleh pesawat F-5).
Pasca Uni Sovyet runtuh (1990an awal keatas), yg menandai berakhirnya perang dingin, dan Amerika Serikat (ketika itu) menjadi satu2nya kekuatan militer terkuat, mikir "ngapain capek2 lagi numpuk alutsista militer, toh gak ada lawan lagi yg sepadan", maka mulailah era efisiensi budget pertahanan. Beberapa program pengembangan pesawat baru di Cut. Armada tempur disederhanakan menjadi sesedikit mungkin variasi pesawatnya. Maka dari itu, di jaman sekarang, US Navy bs dibilang hanya menggunakan platform F-18 E/F Super Hornet, utk beragam misi tempur. Program pesawat baru US Navy pun nimbrung pada program "Joint Strike Fighter" atau kita kenal F-35 Lightning II yang juga merupakan 1 platform untuk multivarian, termasuk varian US Navy, yaitu F-35C. PEsawat ini dikategorikan sebagai pesawat tempur generasi ke 5 (Stealth, Advance Avionics, Network Data Centric, Supermaneuvarability) . Sementara Super Hornet konon generasi ke 4,5 (Setengah Stealth, avioncis cukup canggih dsb).
Walau operasional F-35C sudah dimulai, F-18 E/F yg populasinya besar masih akan diandalkan US Navy kedepannya.
Kemudian karena seolah tidak ada kekuatan yg bs mengimbangi Amrik maka misi2 yg sering dilakukan adalah serang darat atau pemboman (kita bs lihat kejadian perang di Iraq, Afganistan, Libya, dll). Mungkin ini situasi yg dijadikan dasar untuk skenario utama di film "Top Gun : Maverick" (2022) , yaitu skenario serang darat. Walaupun mungkin lebih ke arah penghematan : b.
Tapi ada satu lagi yg bikin situasi berubah, yaitu kembali bangkitnya ekonomi Rusia (tahun 2000an keatas) (sebagai negara warisan Sovyet terbesar) yg berujung pada penguatan militernya, dan salah satunya adalah menghasilkan pesawat tempur generasi ke 5, stealth dan digadang2 menjadi penantang F-22 Raptor dan F-35, yaitu Su-57 Felon ( 57= 22+35) sehingga dominasi udara AS jadi agak "keganggu" . Jadinya selain bombing, jg harus ngelawan pesawat tempur superior musuh..
Ketika pesawat , Su-57 Felon dr "negara musuh" nongol dan si Maverick pake "Si Embah" F-14 Tomcat, ceritanya seolah di setting supaya bener2 pertarungan antara pesawat Air Superiority fighter. Kalau Su-57 vs F-18 asa kurang sepadan. Walaupun, ini jg gak sepadan juga, F-14 jaman baheula sementara si Felon jaman milenial.
Tapi ini yg bikin "Top Gun : Maverick" tetap menarik karena dibuat ngikutin jamannya tanpa melupakan sisi nostalgianya
Komentar
Posting Komentar