Bingung mau nulis apa selama Ramadhan ini, jadinya saya nulis utk "mempromosikan" apa yg akhir2 ini saya baca.
Ketika ingin belajar islam, sebagai orang Indonesia tentunya kt perlu juga merujuk kepada ulama2 Indonesia. Kenapa? Menurut saya sederhana. Karena ulama Indonesia menurut saya lebih bisa membahasakan ajaran Islam yg mereka pelajari di sumbernya (dunia timur tengah) dengan sesuai konteks sosial budaya politik indonesia dibanding mempelajari ulama timur tengah yg ajarannya di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Lalu siapa ulama Indonesia yg bisa jadi rujukan belajar Islam?
Saya merekomendasikan salah satu ulama besar, yaitu Buya Hamka.
Ketika waktu sekolah mendengar nama Buya Hamka, saya tidak terlalu aware tentang mengapa iya menjadi salah satu ulama terbaik tanah air. Dalam 3 tahun terakhir kebetulan saya mulai membaca buku2nya karangan Buya Hamka, khususnya buku2 tematik yg dikemas dalam buku2 kecil seperti:
- keadilan sosial dalam sosial
- lembaga hidup
- pribadi hebat
- Ghirah: cemburu karena Allah
- Kesepaduan iman dan amal saleh
( belum sempet baca semuanya sih)
- keadilan sosial dalam sosial
- lembaga hidup
- pribadi hebat
- Ghirah: cemburu karena Allah
- Kesepaduan iman dan amal saleh
( belum sempet baca semuanya sih)
barulah saya tahu mengapa beliau merupakan salah satu ulama terbaik Indonesia. Why?
1. Pembahasan Islam yg mendalam dengan sumber2 yg luas tetapi dikemas dalam bahasa yg menarik. Tidak hanya soal ritual, tetapi ia jg membahas ajaran islam terkait dengan individu, bermasyarakat hingga bernegara.
Beliau jg menjadi satu dari sedikit ulama yg menghasilkan tafsir Al-Quran bernama Tafsir Al-Azhar, yg konon tafsir tidak hanya jadi rujukan org Indonesia, tetapi juga negara2 sekitar.
2. Wawasan luas. Menurut saya ini poin penting yg menjadikan beliau istimewa. Beliau tidak hanya membaca buku2 agama dr arab tapi juga buku2 ilmu dr barat. Beliau pun dpt memahami kekurangan dan kelebihan dr sumber budaya tersebut dengan tetep bereferensi ke islam.
Selain itu beliau kerap merantau ke berbagai tempat utk belajar, dari mulai ke arab saudi hingga keliling daerah di Indonesia (medan, padang, jawa dll), yg membuat beliau memahami karakter sosial budaya org indonesia sehingga dalam pembahasan pada ceramah dan bukunya menjadi lebih "merakyat"
Beliau jg pernah sebagai guru, dosen, jurnalis, pemilik media, politikus dan penulis buku yg makin mengukuhkan bahwa beliau memiliki pengalaman dan wawasan yg luas.
3. Tidak hanya tulisan kajian Islam, tp beliau jg menulis novel! Buya Hamka tidak hanya menulis teks2 formal saja tetapi juga teks fiksi seperti novel. Novelnya pun menjadi novel2 kenamaan indonesia dimasanya seperti "dibawah lindungan kabah", "tenggelamnya kapal vanderwijk" dll membuat beliau jg dpt disebut sebagai sastrawan.
4. Optimis. Dalam tulisan2nya, beliau tidak hanya menuliskan keresahannya terhadap kondisi moral, akhlak, dan keislaman yg makin menurun di Indonesia, tetapi juga keoptimisannya bahwa islam pun berkembang di Indonesia yg dpt dilihat dr semakin banyak masyarakat yg mengkaji islam, solat dsb.
Setelah buku2 beliau sempat langka dipasaran, kini sudah mulai beredar kembali cetak ulang terbarunya dan dapat ditemukan di toko2 buku ternama.
Demikian.
Komentar
Posting Komentar