Bahasan berikut ini saya ambil dari beberapa ceramahnya ustad
Nouman Ali Khan. Mungkin yang belum tahu profil beliau bisa dibaca disini.
https://nakindonesia.wordpress.com/2018/04/02/kisah-hijrah-ustadz-nouman-ali-khan/
Sudut pandang yang berbeda
mungkin menjadi hal yang menarik untuk saya sehingga ceramah beliau sangat menarik
untuk disimak. Dalam beberapa ceramah beliau, kadang beliau tidak selalu
membahas soal fiqih, isi AL-Quran, tetapi juga soal “teknis-teknis” di lapangan
dalam mengaplikasikan Islam. Ada topik yang sangat mengena untuk saya, untuk
memudahkan saya beri judul seperti diatas. Alih-alih menghakimi masyarakat yang
“jauh dari Islam”, Beliau malah justru memberikan introspeksi kepada umat Islam
yang sebetulnya adalah masalah di internal muslim sendiri yang membuat sebagian
muslim menjauh dari Islam. Memang contoh-contohnya kebanyakan di Amerika dan
Pakistan, tetapi saya pikir masih relevan dengan kehidupan di Indonesia.
Beliau memperhatikan ada beberapa hal yang
menjauhkan muslim dari Islam, yaitu:
1. MENGAJARKAN
ISLAM/ DAKWAH DENGAN CARA YANG TIDAK BAIK
Dalam sebuah ceramah, beliau
pernah bercerita tentang seorang pemuda Pakistan (kalau tidak salah) yang
enggan membaca dan mempelajari Quran lagi karena trauma. Ketika belajar baca
Quran saat anak-anak ia kerap ditampar atau dipukul pakai penggaris serta
dimarah-marahi apabila ada yang salah atau tidak bisa. Hal tersebut sangat
membekas dan membuat ia trauma sehingga ia tidak mau lagi belajar Quran dan menjauhkan
diri dari Islam. Bahkan ia trauma hanya
ketika melihat masjid, Alquran, dsb.
2. TIDAK MEMBERIKAN TELADAN
Ada lagi cerita di ceramah
lainnya. Ia melihat kecenderungan di sebuah masyarakat Muslim bahwa yang “paham
Islam” minim memberikan teladan kepada yang “tidak paham”. Misalnya, salah satu
ajaran Islam adalah seorang suami harus memperlakukan istri dengan sebaik2nya.
Orang-orang “paham” tersebut sudah mengetahui hal tersebut, namun ia tidak
menjalankannya. Meski bergelar ulama, solat 5 waktu di mesjid dsb ia
memperlakukan istrinya dengan tidak baik, seperti kekerasan dalam rumah tangga,
melarang istrinya bersosialisasi, tidak bersikap mengasihi, bahkan ya
menganggap istri hanya sebagai pembantu rumah tangga. Hal tersebut membuat ada
wanita-wanita yang akhirnya keluar islam karena trauma dengan hal tersebut. Dan
orang-orang yang “tidak paham” jadi berpikir “wah Islam seperti ini ya, saya
tidak mau ah”.
Dalam kisah lainnya, ada juga
orang tua yang menyuruh anaknya untuk solat dan belajar quran, apabila tidak
dilakukan, sang anak habis dimarahi. Tetapi orang tuanya sendiri tidak
melakukan solat dan belajar Quran. Sehingga sang anak tidak menjalankan dengan
sepenuh hati, dan ketika remaja ia meninggalkannya sama sekali. Dsb.
3. SIKAP
MENGHAKIMI ORANG LAIN
Beliau dalam beberapa ceramahnya
selalu mengingatkan untuk jangan menghakimi orang lain. “wah dia gak pernah
solat, kayaknya dia Islam KTP aja”, “wah dia cara solatnya seperti, pasti dia
aliran sesat”, “wah si anu temennya sama orang-orang minum-minum, pasti dia
juga ikut2an minum2” dsb. Beliau mengingatkan bahwa pada akhirnya kita tidak
tahu jalan hidup tiap orang. Bisa jadi saat ini seseorang sedang jauh dari
Islam, tetapi siapa tahu di hari berikutnya ia malah lebih taat daripada kita.
Atau bisa jadi orang yang taat, bisa jadi suatu hari malah berubah menjadi
orang yang dilaknat Allah.
Beliau pernah bercerita, pada
suatu Ramadhan, ia berbuka puasa di sebuah restoran di Texas (homebasenya NAK).
Ia melihat di meja sebelahnya ada sekumpulan gadis-gadis yang (maaf) berbusana
minim sedang makan malam. Kalau melihat dari busananya saja mungkin kita
langsung menjudge bahwa gadis2 tersebut non muslim atau muslim yang tidak taat.
Namun beliau terkaget ketika ia mendengar percakapan mereka berikutnya “wah sekarang,
sedang Ramadhan ya, sebentar lagi ada Tarawih. Aku udah lama nih gak ke mesjid,
Ayo kita kesana yuk untuk tarawih.“. Siapa yang menyangka dengan tampilan
tersebut, ternyata mereka muslim dan masih mau untuk solat? Beliau juga
mengingatkan, justru kita semua yang merasa sudah cukup “taat” harus berusaha
untuk mendukung mereka dan mengajak, bukan dihakimi seperti “ah lo mah gak
taat, gak ada harapan masuk surga” dsb dsb. Siapa yang menentukan seseorang
masuk surga atau neraka? Hanya Allah.
Bayangkan jika ada seseorang yang
belom taat, sedang ingin belajar islam, tetapi orang-orang yang “taat” ini
menghakimi orang tersebut, maka bisa jadi ia malah gak jadi belajar Islam. Sayangnya,
kata beliau, ini masih kerap terjadi di masyarakat Muslim.
Mari kita sama-sama
berintrospeksi. Mari jangan menilai orang “wah dia sudah jauh dari Islam”. Mari
instrospeksi Jangan-jangan kita sendiri yang membuat seseorang semakin jauh
dari Islam. Karena itu Marilah Mengajarkan Islam dengan Cara yang Baik, Berikan
Teladan dan jangan menghakimi orang lain.
#selfreminder #ramadhan
Komentar
Posting Komentar