Langsung ke konten utama

Konsep-Konsep Pertempuran Masa Depan pada Film Holywood

Militer, peperangan dan hal-hal yang berkaitan sering diangkat oleh film-film Hollywood dengan berbagai tujuan. Ada yang untuk propaganda, ada yang memang untuk hiburan, atau ada jg yang mungkin "menawarkan" konsep untuk masukan di peperangan masa depan. Tapi memang semuanya bertujuan untuk hiburan semata.

Pada beberapa film Hollywood, ada yang mencoba menawarkan konsep-konsep pertempuran dan peralatan militer masa depan. Dari yang mulai masuk akal, setengah masuk akal, hingga yang kadang untuk sekarang , belom masuk akal. Tapi mungkin saja, beberapa ide yang belom masuk akal, akan menjadi nyata dalam beberapa tahun kedepan. SIapa tahu.

Berikut ini konsep-konsep militer masa depan yang diilustrasikan film-film Hollywood (khususnya) :

1. SENJATA LASER
 Senjata Laser dipopulerkan (kalau tidak salah) oleh film Star Wars. Senjata laser digambarkan dapat menembakan cahaya yang bisa menghancurkan apapun. Mungkin pada era awal munculnya film Star Wars (1977), ditertawakan atau dianggap tidak masuk akal. Namun siapa yang sangka, ternyata di era sekarang (2000an), Laser sudah diaplikasikan diberbagai hal, meskipun bukan untuk senjata.
 Print Laser, Laser Cutting, Operasi tumor dengan Laser, dll adalah contohnya. Untuk persenjataan, laser masih dikaji. Info yang terakhir yang pernah saya dengar adalah, Angkatan Udara Amerika menguji coba senjata Laser di Pesawat Tempurnya untuk menghancurkan pesawat atau misil. Tapi belum ada kabar kelanjutannya.








Senjata laser yang diilustrasikan pada film Star Wars



2. ROBOT
Mungkin ini yang paling populer. Film-film seperti "Star Wars", "Avatar", "Terminator Salvation", "Surrogates",  dll, memperlihatkan konsep pertempuran dengan menggunakan robot. Baik yang masih dikendalikan manusia, maupun yang dengan "Artificial Intelegence /Kecerdasan Buatan".

"Star Wars" memperlihatkan Robot-robot unik yang digunakan mendukung gerak dan tempur pasukan. "Avatar" kurang lebih seperti itu. Pada "Terminator", malah robot2nya berbalik memerangi manusia karena mempunyai Artificial Intellegence yang bernama Skynet.Penggunaan robot untuk perang yang cukup menggelikan adalah pada film "Surrogates". Diperlihatkan, Tentara manusia di film itu, sudah menggunakan robot yang persis seperti manusia yang dikendalikan dari markasnya. Ketika robotnya rusak, tentara tersebut langsung "berganti" badan, dan mengendalikan robot lainnya untuk perang. Deng deng.

Robot pada film "Terminator". Cukup mengerikan
Robot pada film "Avatar".
Salah satu robot yang muncul pada Star Wars Episode V
Bruce Willis dalam film Surrogates saat mengendalikan robot Avatar nya.


3. CYBORG
"Universal Soldier", "Termintor" dan "Robocop" (film kepolisian sih sebetulnya), merupakan contoh Cyborg yang digunakan untuk "fungsi kekerasan". Cyborg (Cybernetics Organism)pada intinya adalah menggabungkan beberapa badan manusia dengan mekanik atau robot. "Universal Soldier" dan "Robocop" menggambarkan bahwa Cyborg diciptakan untuk "menghidupkan" kembali orang yang telah kehilangan anggota tubuhnya, agar berfungsi kembali dan bahkan lebih kuat. Sementara "Terminator", sebaliknya. Cyborg diciptakan agar Robot dapat menyamar persis sebagai manusia dengan mengcover robot dengan jaringan organik.

Di dunia nyata Cyborg umumnya diterapkan untuk alasan medis karena kehilangan anggota tubuh.

Je jeng jeng.. jeng jeng. T800 pada film Terminator
Cyborg Idola saya, ROBOCOP!!!

4. FLYING SUIT
Konsep Penggunaan flying suit diperlihatkan pada film Transformers 3. Diilustrasikan pasukan NEST terjun dari V-22 Osprey dan kemudian "terbang" melewati gedung-gedung di Chicago untuk menghindari Robot2 Decepticon. Mungkin terlihat konyol, bahkan ada sebuah kelakar di Internet, yang bilang bahwa pasukan tersebut adalah "Pasukan Akrobatik". Tapi menurut saya masuk akal, karena, jika hanya memakai parasut biasa, tidak bisa berkelit-kelit diantara gedung-gedung tinggi dengan lincah sehingga mungkin serangan jadi langsung kandas di sikat robot2 Decepticon.

Mungkin Saja kelak, konsep Flying Suit Airborne, akan diadopsi oleh militer.

Suasana penerjunan yang spektakuler pada film TF 3

Berkelit-diantara gedung dengan flying suit sembari dikerjar-kejar robot musuh




5. ARMOUR ROBOTIC-SUIT
"Iron Man" mungkin menjadi pemopuler konsep Armour Robotic Suit. Dikisahkan, Tony Stark, seorang produsen senjata membuat baju zirah robotik yang kuat untuk kabur dari tahanan musuh. Dan seterusnya, Tony Stark menjelma menjadi pahlawan yang disebut Iron Man dengan "pakaian" nya itu. Digambarkan di film maupun komiknya, jika menggunakan Armour tersebut dapat meningkatkan kekuatan, bisa terbang dan mengeluarkan berbagai jenis senjata.

Ternyata, di era sekarang, sudah ada yang mewujudkannya!! Meski belom sekeren Iron Man. Ilmuwan Jepang, AS dll  sedang mengembangkan konsep tersebut. Dan terbukti, penggunaan Armour tersebut bisa meningkatkan kekuatan. Simpelnya bisa ngangkat karung yang kalo diangkat orang biasa tidak bisa.

Baju zirah super  yang digunakan oleh Tony Stark


Dari contoh-contoh tersebut, bisa kita lihat bahwa, ide-ide gila dan konyol oleh seniman-seniman ternyata bisa direalisasikan beberapa waktu kemudian. Karena itu, janganlah takut untuk beride-ide gila karena mungkin saja ide gila anda bisa menjadi nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me