Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2016

BANYUWANGI (3): Teluk Hijau, Taman Nasional Meru Betiri

Setelah Kawah Ijen (lihat BANYUWANGI (2): Kawah Ijen), keesokan harinya kami berwisata di Teluk Hijau. Teluk Hijau terletak di selatan Bayuwangi. Teluk Hijau terletak di Taman Nasional Betiri, salah satu daerah cagar alam lainnya yang berdekatan dengan Taman Nasional Baluran. Kami berangkat sekitar jam 08.00 dengan mobil. Perjalanan sekitar satu setengah jam ditempuh melewati jalan yang cukup rusak diantara kebun karet, perkebunan dan hutan hingga parkiran Taman Nasional Meru Betiri. Tiket masuknya pun cukup murah, yaitu Rp.2000 per orang dan mobil kalau tidak salah Rp. 7.500. Sesampai diparkiran, pengunjung dapat memilih apakah jalan kaki atau menggunakan perahu menuju Teluk Hijau.   Jalan cukup rusak menuju Taman Nasional Meru Betiri Kebun Buah Naga dan Sayuran Melewati hutan Karet Getah Karet yang sedang disadap Demi sekalian olahraga (kalau tidak mau dibilang ngirit : ) ) kami memutuskan untuk menempuh destinasi wisata alam tersebut dengan jalan k

BANYUWANGI (2): Kawah Ijen

Selepas berisitirahat sejenak di taman nasional Baluran (Lihat BANYUWANGI (1)), jam 22.00 kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil menuju obyek wisata lainnya, yaitu Kawah Ijen. Kami sengaja jalan lebih awal agar bisa sampai di pintu masuk Kawah Ijen tepat waktu, sehingga dapat melihat Api Biru di kawah tersebut. Sayangnya kami terjebak macet di perjalanan. Kemacetan terjadi dijalan menuju pelabuhan Ketapang. Mungkin yang mau liburan ke Bali. Setelah menghadapi jalan yang menanjak dan berliku, kami pun baru sampai pintu masuk jam 01.00, telat (idealnya sampai jam 12.00).  Disana pun kami menghadapi kendala lainnya. Menuju parkiran kami harus terjebak kemacetan, karena pengunjung yang membawa mobil sangat banyak dan mulai parkir di bahu jalan. Kami pun terpaksa parkir di bahu jalan. Kemudian beberapa dari kami yang kebelet pipis, terpaksa harus menunggu antrian panjang di toilet. Pembelian tiket pun juga kacau! Wisatawan yang membeludak “mengepung” loket tiket membuat petugas

Review buku : Keadilan Sosial Dalam Islam

Baru baca buku menarik yang ditulis oleh ulama besar Indonesia generasi awal kemerdekaan, yaitu Haji Abdul Karim Amrullah atau Buya Hamka. Buku ini memang pertama kali diterbitkan tahun 1966, tapi menurut saya masih relevan dengan isu2 saat ini. Buku ini membahas tentang konsep keadilan sosial berdasarkan ajaran Islam dan aspek apa saja yg perlu dipertimbangkan. Menurut penulis buku ini, Keadilan sosial pada suatu negara akan terjadi dengan dasar akhlak individu yang mulia d an bersihnya jiwa dari penyakit hati seperti munafik, sombong, rakus dll, yg sifat2 tersebut tentunya akan berpengaruh kepada berbagai bidang di negara, yaitu hukum, politik dan ekonomi. Di buku ini juga diperlihatkan tuntunan Islam apa saja yang yang dapat menuntun ketiga bidang tersebut untuk mencapai keadilan sosial seperti kewajiban zakat, musyawarah, perlakuan terhadap kaum minoritas. Pada bab terakhir juga dijelaskan contoh2 dengan melihat kejadian2 sejarah, baik sejarah peradaban Islam maupun perada

Petuah dari Buya Hamka (1)

Hamka, Prof.Dr., (2016 , terbit pertama 1941): Lembaga Budi. Republika: Indonesia

Berkaca Dari Perkembangan Kota-Kota Besar di Negara Maju

Mau sharing dikit, Menarik sekali, beberapa waktu yang lalu nonton sebuah dokumenter di BBC knowledge tentang perkembangan kota-kota besar di negara maju. Sebet ulnya pada awal perkembangan kota-kota tersebut, masalahnya tidak jauh beda dengan permasalahan di kota-kota di Indonesia sekarang. Namun apa yang membuat kota-kota besar di negara maju bisa menjadi kota-kota terbaik di dunia dalam hal sistem dan pelayanannya beberapa diantaranya adalah: - Kemauan untuk selalu memperbaiki dan mengatasi permasalahan yang ada di sekitarnya - menggunakan Ilmu pengetahuan dalam memperbaiki masalah Di dokumenter tersebut dibahas, ada seorang dokter di New York (tahun 1800an kalo gak salah) yang sedih melihat permasalahan penyakit-penyakit yang mewabah. Tergerak ingin mengubah keadaan, ia melakukan penelitian dan menganalisis penyebab-penyebabnya dengan keilmuan kedokterannya. Dari laporan dan rekomendasi yang dibuat dokter tersebut, maka dibuatlah berbagai sistem-sistem sanitasi yang hingga s

AIR DAN HUJAN

Pas liburan kemaren kebetulan nonton film dokumenter berjudul "Wild Weather: Water" yg dipresentasikan oleh salah satu presenter favorit saya, Richard Hammond dengan style khasnya yang jenaka dan dengan bahasa yg mudah dimengerti (yg dulu sering nonton Top gear pasti tahu). Film ini intinya ingin mengetahui tentang fenomena hujan. Berikut ini rangkumannya: - Sebuah percobaan dilakukan dengan menggunakan helikopter yg membawa semacam spons yg digantung untuk menyerap air di awan . Setelah dikalkulasi, dan melakukan prediksi, maka diawan tersebut kurang lebih ada sekian ton air. - percobaan berikutnya adalah, mencoba menumpahkan air sekian ton sekaligus dari ketinggian rendah, mungkin 4 m (pake semacam crane dan ember gede) ke sebuah sedan. Hasilnya sedan tersebut hancur, penyok dan kaca2nya pecah. Pertanyaannya kenapa hujan yg mengeluarkan air sekian ton kok gak ngancurin yg ada dibawahnya? - berikutnya, Hammond membuat dan mencoba menghancurkan "istana" pasir

Petuah dari Mohammad Natsir untuk para pendidik Islam

“Seorang pendidik Islam tidak usah memperdalam-dalam dan memperbesar-besarkan pertentangan antara barat dan Timur. Islam hanya mengenal antagonisme antara hak d an batil. Semua yang hak akan ia terima, biarpun datangnya dari “barat”, semua yang batil akan dia singkirkan, walaupun datangnya dari timur” – Mohammad Natsir, Juni 1934