Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Racauan Ramadhan 2020

Yap, ini pertama kalinya saya Idul Fitri tidak mudik (lebih tepatnya pulang kota) ke rumah orang tua dan mertua di Jakarta. Himbauan pemerintah untuk tidak mudik dan tetap dirumah dalam mencegah penyebaran Covid 19 ini saya dan keluarga coba ikuti. Entah sampai kapan pandemi akan berlalu, terlebih lagi ngelihat berita, sangat disayangkan banyak masyarakat mengabaikan himbauan tersebut sehingga pasar-pasar dan jalanan jadi sangat ramai.  Meski sedang menghadapi pandemi, ada beberapa yang saya suka dari Ramadhan tahun ini. Salah satunya adalah tidak adanya buka puasa bersama. Saya sejujurnya sih suka bersilaturahim ketemu temen-temen, ngobrol-ngobrol, tukar informasi dan sebagainya. Ketika ada kesempatan buka bersama biasanya hampir selalu ikut, khususnya teman-teman dekat. Tapi bersilaturahim saat buka puasa saya ngerasa dari dulu kurang nyaman. Ngerasa kayak bukan waktu yang pas aja sih. Disamping, di tempat-tempat tertentu susah cari Mushola, makanan nunggu lama (karena banyak ya

Jangan Segan Berdoa

Dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan pekerjaan, bisnis, keluarga, dll, ada jutaan variable yang menjadi penentu kelancaran urusan-urusan kita. Secara sederhana, Variabelnya adalah diri kita sendiri, orang lain, non manusia.   DIRI SENDIRI/ INDIVIDU, kelancaran urusan kita akan tergantung dari variabel diri sendiri seperti mood, kesehatan, lupa-ingat, emosi, tenang-panik dan hal lainnya yang dipengaruhi oleh sel, jaringan, organ dan keseluruhan yang ada di tubuh kita sendiri.   ORANG LAIN, Selain diri kita, tentu orang lain menjadi variabel berikutnya. Orang lain juga menjadi hal yang berpengaruh terhadap kelancaran urusan kita. Ada kalanya kita bertemu bertemu dengan orang-orang yang menjadi solusi dalam setiap permasalahan kita, atau bertemu dengan orang-orang yang malah menjadi penghambat dengan urusan kita. NON MANUSIA , variabel non manusia juga menjadi hal yang berpengaruh lainnya.  Cuaca, suhu, tumbuhan, binatang,  uang, SDA, dan lainnya juga menjadi hal-hal

Pengalaman Pribadi Dalam Menghafal Quran

Sekitar Ramadhan 2 tahun terakhir saya punya resolusi untuk memulai kembali menambah hapalan Quran. Awalnya sih, dimulai dengan motivasi sederhana, “Solat rasanya kok bacaannya Surat “Qul-Qul” melulu dan surat-surat pendek lainnya sehingga ketika solat sering kali cuman diucapin dimulut saja, tetapi kepala kemana-mana karena surat-surat pendek tersebut seolah sudah otomatis dapat dibaca tanpa mikir (dan kebanyakan belum paham artinya). Jadinya saya merasa kurangnya kekhusyuan dalam solat saya.  N amun dari hari ke hari membaca Quran beserta terjemahannya secara terus menerus, saya mulai merasakan bahwa membaca Quran sangat berpengaruh baik kepada kehidupan saya dan mulai mengetahui berbagai petunjuk-petunjuk di dalamnya. Karena itu saya mulai meniatkan untuk memulai kembali menghafal Quran. Mungkin terakhir kali saya intensif menghapal Quran adalah ketika SD (karena SD saya SD Islam). Niat saya tersebut makin bertambah besar setelah mendengar pesan seorang ustadz bahwa : 

Latihan Pengambilan Keputusan

Salah satu bagian dari kepimpimpinan (leadership) adalah pengambilan keputusan (Decision making). Pengambilan keputusan buat gw merupakan hal yang paling sulit dilakukan. Mungkin ada faktor gw waktu kecil terlalu manja dan mengandalkan orang lain untuk mengambil keputusan. Akibatnya pengambilan keputusan menjadi hal-hal yang sampai saat ini masih “dilatih” terus. Sebetulnya dari kecil gw udah dilatih soal pengambilan keputusan sama orang tua gw dengan berbagai cara. Tapi momen yang sampai sekarang gw inget soal latihan pengambilan keputusan di hidup sekolah adalah ketika masa SMA. Waktu SMA (Gw di SMA 28 Jakarta), sekitar tahun 2006-an kelas 2 gw mengikuti kegiatan unit kesenian yang berjudul “Kolaborasi Unit Kesenian SMA 28”, sebuah pertunjukkan teater yang digabungkan dengan kesenian lain seperti musik, band, vocal group. Pertunjukkan ini dipandu oleh pelatih kami yang bernama mas Herry W. Nugroho dan penata musik (kalau tidak salah) bernama mas Aryo. Saya ikut sebagai pemain Ke

Naik Gunung & Zikir

Masa Stay at Home di masa pandemi Covid 19 ini jadi tantangan tersendiri buat kita semua. Salah satunya adalah mengatasi rasa bosan dan terkekang. Tapi mari kita bersabar dan mengikuti himbauan pemerintah agar pandemi ini cepat berakhir. Sekarang kita mulai Ngayal aja yuk. Sambil sedikit ngobrolin topik-topik agama dalam rangka bulan Ramadhan ini.  “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS 3:190-191) Aktivitas mengingat Allah (Zikir) umumnya kita pahami dilakukan hanya ketika ibadah ritual (solat). Padahal Zikir bisa dimana saja. Buat gw, salah satu kegiatan yang menginpirasi kita untu

Writing in My Life

Ditulisan sebelumnya gw bilang bahwa dari beberapa hobi yang masih gw jalanin sampe sekarang cuman Musik. Tapi gw baru inget, ada satu hobi lagi yang masih gw jalanin sampe sekarang. Apa itu? Menulis! Gw baru inget ketika selesai nulis. “Oh iya, kan gw jelasin hobi gw tadi pake tulisan” haha. Pas gw cek, gw mulai nulis udah lumayan lama juga. Karena itu gw mau sedikit cerita tentang aktivitas hobi menulis di hidup gw.  MASA SD-SMA (1994-2007) Gw gak begitu inget kapan persisnya gw mulai suka menulis. Mungkin sejak SD. Waktu SD, gw di SD Ar-Rahman Jakarta, setiap hari siswanya dikasih buku “jurnal” untuk menuliskan apa yang terjadi tiap hari sekolah. Kalau gak salah inget, ada kolom buat nulis dan ada kolom buat gambar. Jadi tiap hari siswa bebas mengekspresikan dan menceritakan apa-apa saja yang terjadi di sekolah. Dari situ mungkin jadi ada kebiasaan menulis.  Selain tugas-tugas sekolah tersebut yang mengharuskan siswanya menulis, gw juga mulai menulis di buku cata