Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Movie Review: 13 HOURS SECRET SOLDIER OF BENGHAZI

Poster 13 Hours dengan tokoh utama, Jack SIlva Meski saya adalah penggemar film2nya Michael Bay, kabar film ini akan segera dirilis bisa dibilang cukup telat. Saya baru tau film ini akan muncul dari perilisan trailer pertama. Setelah menonton trailer pertama tersebut saya langsung tertarik dan menunggu munculnya film tersebut.  Cerita:  13 Hours diambil dari buku yang berjudul sama yang berdasarkan kisah nyata dari para pelaku kejadiannya. Dikisahkan, pasca runtuhnya rezim Moammar Gaddafi, Libya menjadi negara yang keamanannya tidak stabil dan terancam perang saudara. Tanpa terkecuali kota Benghazi. Meski kondisi di kota itu pun tidak stabil, ternyata ada Pos Diplomatik Amerika Serikat (semacam kedutaan besar tapi temporer dan standar keamanannya lebih rendah dibandingkan kedutaan pada umumnya) dan juga markas rahasia CIA . Konon CIA tetap beroperasi dikota tersebut untuk mengawasi peredaran senjata yang dibobol dari gudang senjatanya rezim Gaddafi serta untuk melobi

UNTITLED

Catatan: - tidak ada jokes pada tulisan ini juga. Jadi jangan kecewa haha - penulis melalui tulisan ini tidak berniat untuk sok suci dan sok bener. Hanya ingin menyampaikan pikiran saya yg mudah2an bener - tulisan ini Gak bermaksud untuk menyudutkan pemeluk agama tertentu. Hanya menyoroti berbagai fenomena yg terjadi disekitar kita dan diantara kita sebagai masyarakat. Mungkin kalo ngeliat realita yg menyedihkan seperti melihat suatu sistem yg membuat mayoritas manusia didalamnya rusak, membuat super pesimis. Ditambah apalagi peran media yg bikin seolah "semuanya orang jahat" makin bikin kite makin down. Sampe lupa sebetulnya didalamnya sebetulnya masih ada orang2 baik yg tidak ingin terbawa arus buruk. Tentunya kita semua gak mau terbawa sampak akibat sistem yg buruk, karena itu salah satu caranya adalah bergaul atau menjalin silaturahim dengan orang2 baik tersebut. Diharapkan hal tersebut bisa semakin menguatkan prinsip kita untuk tetap tidak terbawa arus

Keindonesiaan dan Keumatmanusiaan

Catatan: tulisan saya ini mungkin tidak bisa dipukul rata untuk semua bidang, karena ada beberapa bidang yg saya rasa sudah kondusif di Indonesia. Dulu ketika saya masih dilanda Chauvinisme akut (cinta negara berlebihan) menganggap bahwa setiap warga Indonesia yg berkarir diluar negeri adalah kurang nasionalis. Tapi setelah melihat realita yang terjadi memang ada beberapa bidang yg menurut saya memang tidak kondusif di negeri kita tercinta ini. Temuan2, hasil karya dan lainnya yang bisa menjadi solusi2 untuk umat manusia diberbagai bidang malah kadang jadi tidak bisa "muncul" akibat macam2, premanisme dari grassroot sampe lembaga pemerintah tertinggi, kebijakan2 yg kadang rancu, dll. Hasilnya? Belom para insan menerapkan hasil temuan atau karyanya sudah dihadang macem2. Upeti, rumitnya birokrasi, dan paling jahat sampai pencurian karya dan diklaim sendiri. Akibatnya para insan tersebut mungkin lebih memilih keluar negeri dan berkarya disana dengan kesejahteraan dan ik

Movie Review: ZIPANG (Anime Version)

cover manga Zipang Note: Spoiler alert Jarang-jarang saya membaca karya fiksi Jepang. Zipang menjadi satu dari sedikit fiksi jepang yang saya baca. Awalnya hanya iseng baca komiknya. Tetapi karena menarik saya melanjutkan beberapa jilid. Namun karena komik Zipang susah ditemui, hanya ditemui di rental komik yang sekarang susah curi-curi waktu kesana, maka saya coba beralih ke media lain. Ternyata Zipang ada animenya. Mulai lah saya mendownload 26 episode anime ‘Zipang”. Tapi memang sayangnya animenya tidak sepanjang versi komiknya. *semoga ada season 2 nya huhu.  Cerita... Sebetulnya, Zipang memiliki premis cerita yang cukup konyol yaitu “Sebuah kapal perang modern Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (JMSDF/Japan Maritime Self Defense) entah gimana mengalami perjalanan waktu dan terjebak di Tahun 1941 ketika Perang Dunia 2 berkecamuk.  Premis ceritanya mirip film holywood lawas berjudul “Final Countdown”.  JDS Mirai (nama kapal perang Jepang modern tersebut) dan para awakny