Langsung ke konten utama

Kemajuan Bangsa, Angkatan Udara, dan Film "Narsis"

Baiklah, saya memang menyukai film-film aksi, khususnya aksi/perang. Saya melihat ada sebuah fenomena menarik dari film aksi perang.Yap, saya akan membahas judul diatas....

Ada sebuah hubungan menarik antara Film, Angkatan Udara, dan Kemajuan Bangsa. Pertama saya akan membahas introduksi dulu. Ketika sebuah negara, secara ekonomi mapan dan tergolong negara maju, biasanya pasti akan diikuti dengan perkembangan militernya. Baik secara teknologi dan jumlah. Bisa kita lihat beberapa contoh. Sudah pasti si Paman SAM alias Amerika Serikat dengan kebesaran militernya yang hampir menjangkau seluruh dunia, kemudian China yang mulai menguasai teknologi2 canggih, Korea Selatan, Prancis, India dst.

Kemudian,untuk mengetahui kekuatan militer negara tersebut umumnya dapat kita lihat dari angkatan udaranya. Kenapa?

Pertama, filosofi perang dari seseorang filsuf perang, yang menyebutkan " Siapa yang menguasai udara, niscaya akan memenangkan peperangan". Dan memang kenyataan, biasanya (gak selalu) negara-negara yang memenangkan perang adalah yang menguasai udaranya, seperti ketika Amerika melawan Iraq (Perang Teluk I), Sekutu melawan Libya tahun 2011, dan contoh-contoh lainnya.

Kedua, Teknologi Angkatan Udara, seperti Pesawat tempur, helikopter, satelit mata-mata dll adalah teknologi-teknologi mahal sekali!Hal tersebut dikarenakan banyaknya komponen canggih dan kualitas barang yang diperuntukan untuk kondisi ekstrem (udara atau atmosfer) yang membutuhkan kualitas terbaik. Kemudian jika negara maju sebagai produsen pula, tidak terbayang biaya Riset nya. Belom urusan perawatan dll. Maka jika AU suatu negara ingin membeli pesawat tempur dll dalam jumlah memadai, membutuhkan kocek yang sangat besar!

Nah biasanya, negara-negara maju tersebut, memiliki industri film yang relatif berkembang. apa kaitannya dengan poin sebelumnya? Biasanya, ada satu-dua sineas yang mengambil tema militer untuk memperlihatkan kebesaran bangsanya melalui militernya. Biasanya, pihak militer pun dengan senang hati ikut membantu, umumnya dengan syarat. Yang pernah saya dengar adalah :
1. Biaya bensin, dan kerusakan ditanggung tim produksi film
2. Skenario harus Militernya terlihat superior, pada pihak yang baik dan menang (sumber: behind the scene "Transformers").

Dengan cerita yang stereotip, dan sedikit dikemas bumbu cinta, film genre ini tetap menarik untuk ditonton karena kita dapat melihat perangkat militer sebuah negara yang jarang/ tidak diperlihatkan di depan umum dan mengalahkan musuh-musuhnya yang umumnya negara musuh nya atau mahluk luar angkasa . Nah sudah pasti produksi film-film seperti ini menelan biaya yang besar. Dan hanya negara dengan industri film yang besar saja yang bisa membuat film seperti itu.


Dari tiga hal itu, saya menyimpulkan, jika suatu bangsa sudah cukup maju dan mandiri secara ekonomi, maka pasti dia membangun militer angkatan udaranya secara massive, dan karena mapannya ekonomi, pasti ada satu-dua sineas lokal yang membuat film "narsis" tersebut.


"Gampangnya, kalo mo lihat negara mana yang maju, lihat aja ada apa gak film yang mengekspos atau melibatkan Angkatan udara."


Berikut ini beberapa contoh film yang mewakili hal tersebut :

1. TRANSFORMERS Trilogy
Film ini memang telak-telak memamerkan kekuatan Angkatan Udaranya Amerika Serikat (USAF. Terakhir, mungkin hanya Top Gun yang sejenis, tetapi dengan tokoh Penerbang AL. Film yang mengangkat peperangan antar 2 kubu robot dengan melibatkan manusia (orang amerika aja sebetulnya) bener-bener didukung penuh ama Kementerian Pertahanannya. Dengan didukung budget yang lumayan gede, kloplah sudah.Berikut ini list pesawat-pesawat yang muncul di ketiga film tersebut dan dishooting secara riil (dan dikombinasikan dengan CGI) :
- A-10 Warthog
- MH-53
- F-22 Raptor
- AC-130 Spectre
- F-16
- MH-60 Black Hawk
- V-22 Osprey
- B-1 Lancer
- C-17 Globemasters
- AH-64 Apache
- E3 Sentry

List tersebut Belum ditambah dengan Arsenal darat dan lautnya!

Salah satu adegan Take off F-22 Raptor pada "Transformers"
adegan "serangan" serangan udara dari A-10 pada "Transformers 2"



2. SKY FIGHTER
Prancis yang selalu gak mau kalah dengan bangsa lainnya pun membuat film yang mengisahkan 2 orang pilot angkatan udara Prancis yang harus bertarung melawan pilot pengkhianat yang ingin membuat kekacauan di Prancis. Film yang diadaptasi dari komik "Tanguy & Laverduere" ini memperlihatkan pesawat tempur kebanggannya Mirage 2000 dengan manuver-manuvernya yang dishooting secara langsung. Sejumlah MIrage 2000 dikerahkan untuk mendukung film tersebut. Bahkan sampe musuhnya pun make Mirage 2000. Ditambah lagi dengan pesawat lainnya seperti E-3 Sentry.

adegan sepasang Mirage 2000 ketika sedang latihan


3. RETURN TO THE BASE
Yang terbaru mungkin adalah film keluaran sineas Korea Selatan (Korsel). RTB mengisahkan pilot-pilot Korea Selatan yang harus menghadapi ancaman keamanan dari Korea Utara (Korut). Dengan gaya film ala Korea yang aksinya agak lebay dan bumbu drama cinta, film ini cukup menarik ditonton karena ini salah satu film Asia yang lumayan heboh memperlihatkan Arsenalnya.
Amerika dengan F-22, Prancis dengan Mirage 2000, maka Korsel gak mau kalah dengan F-15K dan T-50 Golden Eaglenya. Adegan puncaknya pun memperlihatkan kedua pesawat tersebut dengan manuver gelo nya serta pesawat pendukungnya seperti (kalo gak salah) Boeing 737 AEW&C, CH-47 Chinook, SH-60 Chinook dll.

Cuplikan-cuplikan adegan "RTB" dengan Rain sebagai bintang utama


Bagaimana dengan Indonesia???
TERNYATA ADA


4. PERWIRA KSATRIA
Film ini dibintangi Dede Yusuf, yang mengisahkan Pilot AU Indonesia dengan segala problematika. Karena ini film jadul bgt, dan jarang ditemukan VCD/DVD nya dan sudah tidak pernah disiarkan oleh TV lokal, maka informasi yang didapat minim sekali. Yang saya inget hanya memperlihatkan adegan (Pake CGI yang masih sederhana) dari manuver MK-53 Hawk.

Poster "Perwira Ksatria"

Dan tentunya masih banyak film sejenis yang tidak diketahui.Mohon bantuan informasinya tentang film sejenis.!


(Indikator kemajuan bangsa pada tulisan ini hanya dari sudut pandang Ekonomi dan Industri film aja ya)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me