Langsung ke konten utama

Army Museum of Singapore: Melihat Kiprah Tentara Singapore

Penasaran akan seperti apa Museum bertema militer, membuat saya berkunjung ke Army Museum of Singapore ketika ke Singapore November 2014 kemarin. Saya naik MRT jalur Hijau yang kearah Jurong East dan turun di Stasiun Joo Koon. Setelah itu jalan kaki selama kurang lebih 10-15 menit ke kompleks Singapore Discovery Center. Namun saat jalan kaki sedikit terhambat karena ada mobil kebakaran di pinggir jalan, sehingga membuat saya berhenti sampai mobil tersebut dipadamkan. 

Pemadam Kebakaran memadamkan Api dari sebuah Mobil yang terbakar

Saya pun membeli tiket masuk seharga 6 SGD (sekitar Rp 60.000 kalau kurs 1 SGD=Rp. 10.000). Di  pintu masuk, pengunjung disuguhi Patung Tentara danTembok yang berisi Misi dari Singapore Army yang intinya untuk menjaga kedaulatan Singapore. Saya pun mulai memasuki bagian museum satu persatu. 

Muka Depan Museum yang berisi Misi dari Tentara Singapore

Karena pada waktu itu, pengunjung cuman sedikit, cuman 1-2 orang, saya cukup merinding ketika memasuki bagian pertama yang berisi sejarah perjalanan dari sejak kemerdekaan Singapore di tahun 1965. Karena ruangannya agak gelap dan bagian yang berisi instalasi yang mengeluarkan suara-suara kerusuhan. Menarik melihat berbagai cerita, perlengkapan , buku panduan,persenjataan tentara Singapore dari masa ke masa. Display yang cukup apik makin membuat barang2 tersebut menarik dilihat.
Display Timeline dari sejarah Singapore Army


Buku panduan tentara, masih ditulis dalam bahasa Melayu


Tipe Ransum Makanan Kaleng. Perhatikan kaleng paling kanan, Ada label Halal juga.

Baret dan seragam dari seorang tentara Singapore yang jadi Pasukan PBB

Display Senjata standar pertama tentara Singapore, M-16A1

Peralatan Terjun Payung

Masuk kebagian kedua, diperlihatkanlah berbagai Souvenir-Souvenir yang diberikan dari berbagai negara, mungkin saat latihan bersama atau kunjungan-kunjungan. 

Suvenir dari indonesia. ada yang tahun ini senjata tradisional apa?


Masuk ke bagian ketiga, sebetulnya ada instalasi pertunjukkan 4D, namun belum mulai, (karena dijadwalkan pada jam-jam tertentu saja) Saya pun langsung menuju ke bagian keempat, yaitu SIMULATOR MENEMBAK!

Pada bagian ini, pengunjung boleh memilih, menembak memakai Senapan M-16A1 atau Senapan Standar Singapore, SAR 21. Saya pun memilih SAR 21 yang jarang-jarang. Simulator ini menggunakan replika senapan tersebut dengan efek tolak balik yang terasa, yang memakai sensor tertentu untuk menembak target dilayar. Simulasi ini diberi jatah 30 peluru untuk menembak berbagai target. Saya dipandu oleh mantan tentara Singapore yang menjadi instruktur simulator ini, dan karena kosong, ia mengajak saya bertanding menembak yang tentu saja dimenangkan dia : ). Ngobrol-ngobrol, ternyata dia salah satu Tentara Singapore generasi awal, dan fotonya ternyata ada di Museum ini sebagai salah satu founder! dan juga, ternyata ia keturunan Ngawi, Jawa. haha

Saya di Simulator menembak dengan Senapan SAR-21


Setelah bagian ini saya balik ke bagian ketiga untuk melihat instalasi pertunjukkan 4D karena sudah memasuki jadwalnya. Instalasi ini mempertunjukkan film yang memperlihatkan kapabilitas tentara Singapore ketika menghadapi Invasi dari negara lain. Helikopter, Panser, Tank dan persenjataan lainnya diperlihatkan di film ini dengan didukung special effect asap, pencahayaan dan angin. Cukup Menarik.

Saya melanjutkan ke bagian terakhir. Pengalaman-pengalaman Operasi dari tentara Singapore seperti  Operasi penanggulangan Teroris dan penanggulangan bencana menjadi salah satu konten dari bagian ini.Konten  lainnya yang cukup menarik adalah, proyeksi tentara Singapore di masa depan dengan memperlihatkan berbagai konsep teknologi yang mungkin diaplikasikan seperti Exoskeleton, UAV, Robot, dll. Namun sayang beberapa instalasi dibagian ini sedang diservis. 

Display tentang sebuah Operasi yang pernah dilakukan.


Peran tentara Singapore pada penanggulangan bencana Tsunami Aceh pun ditampilkan.

Penghargaan presiden SBY kepada tentara Singapore atas peran serta pada penanggulangan bencana Tsunami di Aceh

Berbagai operasi-operasi lainnya. Selain Caption dan foto-foto, artefak-artefak pada kejadiannya pun juga ditampilkan

Salah satu bagian yang menyerupai interior pesawat untuk mengenang sebuah operasi pembebasan  sandera di pesawat.

Konsep Teknologi Tentara SIngapore di masa depan.

salah satu konsep robot terbang. Mirip kayak robot terbangnya Skynet di film Terminator haha

Robot penjinak Bom

Konsep pakaian Armor dan persenjataan perorangan.

Dislpay yang berisi brevet pangkat.



Kunjungan museum ini saya tutup dengan melihat display Alutsista Tank AMX-13, APC M113 dll di bagian luar museum serta mengikuti Bus Tour ke dalam komplek markas tentara Singapore.

Tank ringan AMX-13

APC M113

Pesawat A-4 Skyhawk.



Komentar:
- Sebetulnya di dalam hati sedikit agak ketawa ngeliat pengalaman operasi dari tentara Singapore. Sedikit banget! yaiyalah, negara kecil. Tapi ya itu, dengan display yang oke banget dan berbagai instalasi berteknologi membuat museum ini menarik untuk disimak. Dan mungkin bagi warga Singaporenya mungkin bisa jadi bangga banget setelah masuk ke museum ini. 

- Sebuah tamparan buat museum-museum militer di Indonesia. Kontennya sama, bahkan kalo menurut saya, di Indonesia kontennya lebih banyak (dengan pengalaman operasi militer dan alutsista yang lebih banyak) harusnya Museum-museum di Indonesia bisa lebih keren. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me