Langsung ke konten utama

Film-film tentang "Good Guy Will Eliminated by Systemic Evil"

Mungkin pernah kita mendengar bahwa orang baik selalu dikalahkan oleh sistem yang jahat. Hal Ini juga pernah disebutkan oleh seorang tokoh dunia, yaitu “ kebaikan yang tidak sistematis akan dikalahkan orang kejahatan yang sistematis. Ketika ada orang tidak korup diantara sistem yang korup, dia akan dianggap aneh. Ketika ada orang yang menaati peraturan lalu lintas diantara masyakarat yang kerap melanggar, maka ia akan dianggap naif. Ketika ada orang yang buang sampah pada tempatnya diantara orang yang buang sampah sembarangan, maka ia akan dianggap sok suci,sok teladan dan sebagainya. Hal-hal tersebut kadang menjadi inspirasi untuk cerita-cerita film. Berikut ini adalah beberap film yang menggambarkan bahwa tokoh yang baik akan dikalahkan oleh sistem yang jahat.

1. THE INTERNATIONAL 
Lou Sallinger (Clive Owen) saat membela diri dari usaha pembunuhannya

Film ini menceritakan tentang Lou Sallinger (diperankan Clive Owen), seorang agen interpol yang menyelidiki suatu skandal Bank bernama IBBC. Bank tersebut berkeinginan untuk “menguasai dunia” dengan bertindak sebagai calo penjualan senjata ke organisasi tertentu untuk menimbulkan konflik-konflik di berbagai belahan dunia, sehingga negara-negara tersebut berhutang kepada IBBC. Lou Sallinger berkeras untuk menyeret IBBC ke pengadilan selalu terhalang oleh berbagai hal karena IBBC memiliki koneksi ke pejabat tinggi, Polisi-polisi setempat bahkan atasannya sendiri. Beberapa saksinya pun selalu dibunuh. Bahkan ia sendiri berkali-kali terkena usaha pembunuhan. Bahkan oleh rekan kerjanya pun ia dicap gila atas kasus IBBC tersebut. Namun Lou tetap berusaha untuk mengadili IBBC.

Ending:
Lou Sallinger akhirnya sadar bahwa seluruh sistemnya sudah korup dan tidak adil sehingga ia memutuskan untuk “mengadili diluar sistem hukum”. Pada akhirnya ia pun dapat membunuh sang bos IBBC, Skarssen. Lalu bagaimana kelanjutannya? Pada credit di akhir film diceritakan melalui potongan-potongan gambar koran bahwa karena sudah sistemik, kematian bos IBBC tersebut langsung digantikan oleh orang lain, dan IBBC pun tetap meneruskan “bisnisnya”.


2. GREEN ZONE
Miller (Kiri) saat berdebat dengan tokoh antagonis

Matt Damon pada film ini berperan sebagai prajurit AS bernama Miller saat invasi ke Irak pada tahun 2003. Dari beberapa operasi militer yang ia lakukan untuk mendapatkan Senjata Pemusnah Massal  (WMD), selalu diakhir dengan tangan hampa. Ia pun mulai bertanya-tanya siapa pemberi informasi tersebut. Keingintahuannya tersebut membuat ia akhirnya dipindahtugaskan ke seorang agen CIA yang ingin mencegah perang saudara di Irak. Ternyata keingintahuan Miller mendapat tentangan oleh seorang pejabat tinggi pertahanan AS yang menginginkan membuat pemerintahan boneka di Irak.

Ending:
Setelah berbagai penyelidikan, baku tembak hingga pengejaran mantan jenderal Irak, Miller menyadari bahwa tidak ada senjata pemusnah massal di Irak, hal tersebut hanya menjadi dalih pemerintahan AS untuk menyerang Irak. Ia yang hanya sebagai prajurit pun tidak bisa apa-apa. Pada ending film, dilihatkan secara simbolik bahwa  ia menyadari bahwa invasi ke Irak hanya untuk menguasai ladang minyak.


3. SHOOTER

Swagger saat beraksi menghabisi musuhnya

Bob Lee Swagger (diperankan oleh Mark Wahlberg), seorang pensiunan Marinir AS diminta oleh seorang pejabat tinggi AS untuk menyelidiki kemungkinan pembunuhan presiden AS. Pejabat tersebut membutuhkan keahlian Sniper Swagger untuk memprediksi kemungkinan tersebut. Namun ternyata, hal tersebut merupakan jebakan yang menjadikan Swagger sebagai kambing hitam pembunuhan Uskup Ethiopia (yang berdiri disamping presiden AS ketika pidato). Swagger pun terpaksa melarikan diri dari kejaran pihak berwajib. Ingin membersihkan namanya, Swagger bekerja sama dengan seorang agen FBI yang canggung (yang juga dikambing hitamkan) untuk menangkap siapa dalang sebenarnya.

Ending:
Dengan keahlian Snipernya, ia berhasil mengalahkan pasukan hingga sniper musuh. Namun ia akhirnya mengetahui bahwa dalangnya adalah seorang Senator AS yang bekerjasama dengan pejabat-pejabat korup AS yang memiliki agenda khusus dalam pembunuhan uskup Ethiopia tersebut.  Karena Swagger tidak punya backingan politik, akhirnya pun ia menyerah dan memutuskan untuk tidak memberikan bukti-bukti kejahatan mereka ke pihak berwajib. Gagal mengadili senator tersebut,  ia pun akhirnya “mengadili”  diluar sistem hukum dengan membunuhi musuhnya tersebut.

4. SYRIANA

Barnes saat berdiskusi dengan atasannya.

Film Syriana memiliki beberapa plot dan tokoh. Saya akan memfokuskan pada tokoh Robert Barnes (diperankan George Clooney), seorang Agen CIA yang idealis. Dari beberapa operasi intelejen yang ia jalankan, ia mempertanyakan atasannya sendiri yang kerap mengambil keputusan yang aneh. Ternyata ia menyadari bahwa atasannya di CIA membuat plot pembunuhan seorang pangeran Arab yang menentang merger perusahaan minyak Arab dengan perusahaan AS karena dinilai tidak menguntungkan rakyatnya. Plot pembunuhan tersebut diharapkan agar adik sang pangeran yang bersedia bekerja sama dengan AS tersebut bisa naik tahta dan menguntungkan bisnis minyak AS. Barnes yang mengecam plot konspirasi tersebut berusaha untuk menggagalkan usaha atasannya tersebut

Ending:
Pada akhir film, Barnes akhirnya tewas ketika mencoba menyelamatkan pangeran dari pembunuhan melalui serangan Drone. Pangeran tersebut pun akhirnya tewas. Perusahaan minyak AS tersebut akhirnya berhasil merger dengan perusahaan Arab tersebut. Kualat, Sekelompok teroris akhirnya menghacurkan pabrik pengolahan minyak saat peresmian kerja sama tersebut.


5. CLOSED CIRCUIT
Martin Rose (kiri) saat menginterogasi Erdogan

Sebuah serangan bom di London membuat polisi Inggris menangkap seorang tersangka tersangka teroris bernama Erdogan berkebangsaan Turki. Martin Rose (diperankan Eric Bana) seorang pengacara mengikuti proses pengadilan tersebut dengan menggantikan pengacara sebelumnya yang tewas secara misterius. Martins Rose mencoba kembali menyelidiki kasus serangan bom tersebut. Ia akhirnya menyadari ada beberapa keganjilan  pada kasus tersebut yang ternyata kasus tersebut berhubungan dengan sebuah rencana kotor badan intelijen Inggris MI5.

Ending:
Dari hasil penyelidikan Rose menyimpulkan bahwa ada keterlibatan MI5 pada serangan bom oleh Erdogan. Namun rencana Martin Rose tersebut untuk mengungkap konspirasi tersebut diganjal oleh skandal perselingkuhannya dengan seorang pengacara wanita yang ikut dalam penyelidikan kasus ini.  Ia pun mengalami berbagai tekanan-tekanan oleh atasannya hingga sahabatnya sendiri. Rose pun akhirnya mati-matian menyelamatkan anaknya Erdogan dari usaha-usaha pembunuhan oleh agen MI5 yang memiliki data terkait hubungan MI5 dan Erdogan.  Meski anaknya selamat, pada akhirnya Erdogan pun dibunuh didalam penjara oleh agen MI5. Pengungkapan kasus tersebut pun akhirnya gagal.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me