Langsung ke konten utama

Hukum Rimba Dunia Internasional

Pernah denger dr sebuah podcast yg ketika itu membahas hubungan internasional.  Lupa persisnya gmn, yg saya ingat pembicara  ngomong gini  "Orang boleh ngomong dan berharap hubungan antar bangsa yg harmonis. Tp  hubungan internasional sejatinya anarkis, hukum rimba yg berlaku. Siapa yg kuat berkecenderungan utk mempengaruhi atau menekan yg lemah" . Karena itu tiap bangsa harus berusaha supaya tidak lemah agar tdk ditindas bangsa yg besar. 

Karena itu elemen pertahanan selalu dibutuhkan di tiap negara sebagai jaminan jika terjadi hal2 yg tidak diinginkan. Tp memang membangun pertahanan nyatanya rumit. Banyak aspek yg diperhatikan. 

Yg pertama adalah kemampuan Ekonomi. Bikin pertahanan kuat berarti harus menggelontorkan investasi besar untuk membangun perangkat kerasnya (Alat Utama Sistem Persenjataan/alutsista) seperti pesawat tempur, tank, drone dsb. Dengan ekonomi yg kuat negara tersebut bisa mengakuisisi teknologi-teknologi mutakhir utk pertahanannya. Lebih ideal lagi jika punya kemampuan dibuat secara mandiri. 

Kemudian politik. Mau gak mau bangsa manapun saling membutuhkan bangsa lain yg sesuai kepentingannya. Entah karena faktor kesamaan sistem dan ideologi negara, kesamaan kepentingan ekonomi dan pertahanan itu sendiri. Negara kecil, minta perlindungan ke negara besar. Negara besar ingin bs melindungi negara2 kecil agar pengaruhnya kuat.

Tapi yg lebih mendasar lagi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) dr bangsa tersebut. Utk bisa ngurus hal2 rumit tersebut butuh SDM yg baik, yaitu SDM yg cerdas, berbudaya produktif, progresif dan dibekali IPTEK. Kalau SDM nya gak dibangun ya hal2 lainnya susah maju. Kayak mana duluan telor dan ayam sih. SDM maju bisa jadi yg lainnya maju atau sebaliknya.

Agar jd bangsa yg kuat dan tidak ditindas maka harus berinvestasi di pembangunan SDM. Saya yakin di negara kita tercinta sudah sadar akan urgensi ini. 

Satu lagi, agar bangsa punya nurani sehingga tidak merusak bangsa lain atau bangsa sendiri, maka IMTAQ.. Hal yg sudah sejak lama di dengungkan oleh pemimpin2 bangsa. Walau aplikasinya pun jg masih banyak kendala.

Sekian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me