Langsung ke konten utama

[Edisi Serius] Negara Kita Butuh Momen atau Simbol Penyemangat.

Suatu ketika saya mengadakan perbincangan santai dengan seorang teman saya tentang apa yang bisa membuat suatu bangsa disegani bangsa lain. Pada pembicaraan tersebut, teman saya itu mengatakan negara kita itu butuh momen penting agar dipandang bangsa lain. " Misalnya, Amerika memiliki momen penting yang bisa dibanggakan ketika memenangi Perang Dunia II, Perancis menang Piala Dunia 1998. Atau ada alien nyerang bumi, dan negara kita berhasil ngalahin alien, itu contoh momen penting, negara kita kayaknya kurang momen penting seperti itu." ia menjelaskan. Lalu saya pikir, benar juga, kita kurang momen yang bisa dibanggakan. Atau banyak tetapi kita tidak memperhatikan dan diabaikan?
Apakah, Proklamasi kemerdekaan, Perang 10 November 1945 di Surabaya yang heroik itu, atau apa? Dari beberapa cerita, kalo menyebut kata Indonesia di luar negeri, paling ingetnya Bali, Soekarno, Bencana atau sama sekali gak tau.

Lalu, pada suatu waktu, saya menonton sebuah film yang berjudul Invictus (2009) yang disutradai Clint Eastwood dan dibintangi oleh Morgan Freeman dan Matt Damon. Film ini bercerita tentang Nelson Mandela (Morgan Freeman) yang pada waktu itu baru bebas dari penjara dan menjadi presiden. Ia menghilangkan sistem Apartheid. Sementara itu ada sebuah tim Rugby Afrika Selatan yang kebanyakan dihuni pemain berkulit putih. Nelson Mandela, menyadari bahwa Afrika Selatan butuh sesuatu yang dapat membuat warga negara Afrika Selatan bangga akan negaranya, karena pada saat itu, Situasi masih dingin pasca Apartheid antara kulit putih dan kulit hitam dan dikucilkan di dunia internasional. Singkat cerita, Piala Dunia Rugby akan segera dimulai, dan Nelson melihat hal tersebut menjadi peluang untuk membangkitkan semangat negaranya. Karena itu ia menitahkan kepada kapten tim rugby tersebut,Piennar (Matt Damon) secara tersirat untuk memenangi piala dunia tersebut. Dan Nelson mendukung penuh tim tersebut dengan moral maupun materil. Dan akhirnya, Afrika Selatan dapat memenangi piala dunia tersebut. 
 
Invictus, salah satu film yang inspiratif tentang pentingnya momen kemenangan




Bagaimana dengan Indonesia? Sebetulnya kita dengan potensi yang SDM dan SDA yang melimpah,sangat mungkin untuk membuat momen indah seperti itu. Namun, ya, sedihnya, PSSI masih kisruh, Hukum masih belom tegak seutuhnya dll. Jika, kita belum mempunyai momen yang bisa dibanggakan, apakah bisa kita membuat suatu simbol untuk membuat warga ini bangga akan negaranya sehingga warga bisa semangat membangun Negeri kita tercinta?

Mungkin saja. Beberapa negara menurut saya melakukan hal tersebut. Mereka membuat suatu simbol yang dapat memompa rasa semangat nasionalisme. Contoh : 

1. JEPANG. mereka mempunyai simbol yaitu Doraemon. Dengan mengenal sosok Doraemon, mereka menyadari bahwa setiap masalah pasti ada solusi, seperti yang doraemon lakukan.

Doraemon yang banyak solusi

2. KOREA SELATAN. Agak menggelikan, tapi ini yang terjadi. Korea Selatan sangat mendukung permusikannya, khususnya Boyband dan Girlband sebagai duta dari Korea Selatan. Sekarang, kita kalo bicarain Korea Selatan, selain Samsung, Hyundai, Daewoo, pasti kita bakal menyebut Boyband atau Girlband. Bahkan, Iklan-iklan visit Korea Selatan menggunakan Boy/GirlBand tersebut sebagai penarik perhatian.
Super Junior, kebanggan Korea Selatan (?)
 

3. BRAZIL. Negara ini sangat membanggakan Sepakbolanya karena menghasilkan pemain-pemain legendaris seperti Rivaldo, Ronaldo, Ronaldinho dkk. Dan tentunya, dengan prestasi Piala Dunia beberapa kali memperkuat alasan mengapa warga Brazil sangat bangga akan persepakbolaannya. 
Tampang kampung, tapi udah pernah Juara Dunia

4. AMERIKA SERIKAT. Negara adidaya ini sangat membanggakan kekuatan militernya, karena memang superkuat banget. Seperti yang diperlihatkan di film-film Hollywood, contohnya: Mini seri Band of Brother dan Pacific, Independence Day, Transfomers: Revenge of the Fallen. Gw kalo jadi orang Amerika dan nonton film-film itu pasti bangga banget jadi orang Amerika. Soalnya dari Nazi, Jepang, sampai Alien bisa dikalahkan ama Militer Amerika (muluk-muluk sih kadang). Dan yang paling bikin bangga, tentunya, semua senjata yang digunakan dalam film itu adalah produksi  Amerika.

Transformers- almost All Made in America
Transformers-hampir semua persenjataan yang diperlihatkan, made in America
5. ISRAEL. Meski negara ini kecil, tetapi buka berarti tidak berdaya. Mereka mempunyai momen penting yang dijadikan simbol kemenangan negara mereka. Yaitu Perang 6 hari dan perang Yom Kippur. Meski dikepung beberapa negara Arab, Israel tetap menang (meski dibantu Amerika). Kalo gak salah salah satu momen tersebut, sekarang dijadika hari libur nasional.

Sekarang saya hanya bisa berharap, ditengah kisruh PSSI, Perkara Gayus yang gak selese2, Pembangunan Gedung DPR, suatu saat kita bisa membuat momen yang dapat dijadikan simbol kebanggaan negara kita. Jika misalnya belum bisa, kita buat-buat sendiri Inspirasi yang dapat dijadikan kebanggaan melalui tokoh pada Film, novel atau apapun.

Sebetulnya saya cukup senang ada film-film seperti Nagabonar jadi 2, Merah Putih dan sekuelnya:Darah Garuda, Laskar Pelangi, Sang Pemimpin serta Sang Pencerah. Film-film ini menjadi salah satu inspirator semangat perjuangan dan nasionalisme.

Mari kita bahu membahu membuat momen kebanggan untuk negara kita atau .... ya kita buat-buat sendiri aja melalui karya seni hehe. SEMANGAT!


(inspired by perbincangan dengan Dwihandono Ahmad)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me