Langsung ke konten utama

"Zero Dark Thirty", perpaduan beberapa genre film

Suatu ketika saya membaca sinopsis dari "Zero Dark Thirty", sebuah film dari Kathreryn Bigelow. "Wow kok udah difilmin aja, padahal kejadiannya baru 2 tahun" itu respon pertama saya ketika yang diangkat adalah pengejaran hingga pembunuhan seseorang yang dikenal banyak orang sebagai Teroris yang merencanakan penyerangan WTC 9/11 dll. Meskipun saya sudah tidak akan percaya 100% dari isi yang akan difilmkan,  tapi rasa penasaran sangat besar. Akhirnya disela2 kebingungan apakah nonton Zero Dark Thirty atau Django Unchained, akhirnya saya memilih film pertama.

Mengapa saya memberi judul diatas? tidak lain karena memang ni film cita rasanya campur2. Berikut ini saya bahas.

Sesi Pertama : Film Thriller Penyiksaan 
adegan pembuka film ini cukup mengerikan. Memperlihatkan seorang tertuduh teroris disebuah penjara rahasia sedang disiksa oleh CIA dan tokoh utamanya, agen Maya. Siksaannya berupa digebukin, ditarik pake rantai kayak anjing, ditelanjangin, bahkan dengan teknik yang mengerikan dan cukup kesohor, yaitu "Water Boarding". Penyiksaan ditutup dengan memasukan orang terseebut kedalam peti kayu.

Damn! langsung teringat dengan genre film Thriller macam SAW dan film2 sadis lainnya!
Teknik Waterboarding yang mengerikan


Sesi Kedua : Film Dokumenter
Adegan dilanjutkan memperlihatkan cara kerja dan suasana ruang kerja CIA di  kedutaan besar AS di Pakistan. Sesi ini memang agak menjemukan, karena ini ngebahas detail, bukti, dan orang2 yang terlibat dengan Osama. adegannya , Ruang kerja CIA, ruang rapat ama pejabat tinggi, dan kembali ke camp penyiksaan untuk menginterogasi. Pertentangan agen Maya dengan atasannya pun jg menjadi bagian.

Sesi Ketiga : Film Spionase
Setelah bukti2 terpampang, cita rasa film berubah menjadi layaknya film2 spionase macam James Bond atau Jason Bourne. Sequen ini memperlihatkan ketika bukti mengerucut ke sebuah kota di Pakistan. Di bagian ini diperlihatkan "menjemukkannya" menjadi agen lapangan CIA. Ketika harus mengikuti petunjuk yang acak dan tidak berpola, tetapi dalam tekanan dari atasan harus dapat, dan ancaman nyawa dari para pelindung sang terduga teroris. Meskipun sudah didukung alat canggih, tetap saja, operasi menemukan Osama tetap sulit.

Perdebatan antara Agen Maya (kanan) dan atasannya


Sesi Keempat : Film Science Fiction
Ketika udah ketauan lokasi Osama dimana, dilanjutkan dengan,"bagaimana kita bs masuk kedalam sana (alias menyerang)?" Karena opsi serangan udara akan kesulitan dalam pembuktian osama mati apa tidak, maka dipilihlah cara Infiltrasi Pasukan Khusus Navy Seal. Tapi bagaimana caranya supaya kedatangannya tidak diketahui militer Pakistan yang diduga membackup Osama?

Properti Heli Siluman
Tiba2 adegan berubah ke lokasi rahasia di AS, yaitu AREA 51. diperlihatkan lah sebuah prototype helikopter yang bentuknya cenderung aneh. Heli ini diklaim bisa terbang dengan sangat sunyi. Meskipun ada kelemahan2, heli ini tetap digunakan oleh militer AS di adegan puncak.

DAMN! bener2 berubah, mirip kayak film fiksi ilmiah, karena sepertinya layaknya genre tersebut yang memperlihatkan sebuah benda atau kendaraan aneh yang tidak pernah dilihat di dunia nyata. Bener2 aneh "feel" dari film ini.



Sesi Kelima : Film Perang
Sesi terakhir ini berubah sepertinya layaknya film perang pada film Act Of Valor atau Black Hawk Down. Memperlihatkan adegan penyerbuan Navy Seal kedalam markas Osama di Abbotabad, Pakistan, malam2 dengan disusupkan Heli siluman. Penggambaran penyerbuannya tidak dibuat dengan dramatisasi, seolah memang apa adanya. Penyerbuan diakhir dengan Osama mati dan dibawa ke markas AS di Irak.


Meskipun fakta dari film ini dipertanyakan, dan seolah menjadi pembenaran pada penyiksaan tahanan terduga teroris, yasudahlah, saya anggap ini memang sebagai film saja. Dan menurut saya film ini cukup bagus dan unik karena hal diatas tadi.

Adegan Puncak Penyerangan Navy Seal







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me