Langsung ke konten utama

BANYUWANGI (3): Teluk Hijau, Taman Nasional Meru Betiri

Setelah Kawah Ijen (lihat BANYUWANGI (2): Kawah Ijen), keesokan harinya kami berwisata di Teluk Hijau. Teluk Hijau terletak di selatan Bayuwangi. Teluk Hijau terletak di Taman Nasional Betiri, salah satu daerah cagar alam lainnya yang berdekatan dengan Taman Nasional Baluran. Kami berangkat sekitar jam 08.00 dengan mobil. Perjalanan sekitar satu setengah jam ditempuh melewati jalan yang cukup rusak diantara kebun karet, perkebunan dan hutan hingga parkiran Taman Nasional Meru Betiri. Tiket masuknya pun cukup murah, yaitu Rp.2000 per orang dan mobil kalau tidak salah Rp. 7.500. Sesampai diparkiran, pengunjung dapat memilih apakah jalan kaki atau menggunakan perahu menuju Teluk Hijau.  

Jalan cukup rusak menuju Taman Nasional Meru Betiri

Kebun Buah Naga dan Sayuran
Melewati hutan Karet

Getah Karet yang sedang disadap

Demi sekalian olahraga (kalau tidak mau dibilang ngirit : ) ) kami memutuskan untuk menempuh destinasi wisata alam tersebut dengan jalan kaki alias trekking. Perjalanan kami tempuh melewati perkampungan, kemudian jalan bebatuan dengan kanan kiri pepohonan besar nan rindang. Setelah sekitar 1 jam, kami mulai dapat melihat Teluk Damai dari atas. 



Ternyata TN Meru Betiri juga jadi tempat latihan militer

Suasana Trekking menuju Teluk Hijau


Setelah menelusuri hutan, kami mencapai pantai yang disebut Teluk Batu. Disebut teluk batu, karena memang tepi daratannya berupa perpaduan bebatuan kecil dan besar. Pantai ini menimbulkan bunyi unik akibat tumbukan antar bebatuan kecil tersebut saat ada ombak kecil yang sampai dipinggir pantai. “Dug dug dug” (susah digambarkan pakai kata-kata sih memang). Setelah foto2 sebentar, kami mulai memasuki Teluk Hijau.




Teluk Damai

Teluk Damai dari Bawah

Pantai Batu

................. . Bentangan alam teluk hijau membuat saya terdiam sebentar kemudian nyengir. Pasir putih nan halus, air laut berwarna biru cerah, konfigurasi bebatuan yang unik disekitarnya serta ombak yang deras menjadikan Teluk Hijau memang sangat apik! Foto2 keindahan alam dan selfie pun kami lakukan. Tak lama, kami pun langsung jebyuuurrrr ke laut.


Bermain di laut Teluk Hijau ternyata cukup menantang karena ombaknya kenceng banget! Awalnya saya kira ombaknya tenang sehingga bisa melakukan berenang-berenang santai, ternyata ombaknya selalu membuat kami terpelanting. Ombak selutut pun bisa membuat kami terpelanting.  Hal menarik lainnya adalah ada air terjun! Tetapi sayangnya karena kemarau air terjunnya kecil, sekecil tetesan-tetesan. Tapi cukuplah untuk sekadar membersihkan tangan dan muka. Sisanya kami habiskan waktu untuk ngemil buah Naga (makanan khas Banyuwangi yang diberikan oleh salah satu orang tua rombongan kami) sambil foto2.



Sesudah puas main air, kami pun pulang. Untuk ganti suasana, kami menggunakan perahu menuju parkiran. Pemandangan apik pun terhampar. (sisanya lihat foto ajah ya!). 


Landscape Teluk Hijau

Bergaya dulu


Sudut lain Teluk Hijau

Sudut lain Teluk Hijau 2, air lautnya jernih brosis!

Main Aer, air lautnya jernih brosis! (from Rizal's Go Pro)




Kesapu Ombak kenceng (from Rizal's Go Pro)



rombongan masang hammock buat nyantai

Menikmati pemandangan sambil makan buah Naga

"Air Terjun"

Pemandangan dari Perahu saat pulang. Oke juga brosis!

selfie dikit lah

Landscape tebing batu pinggir laut

Pantai deket parkiran

Sampai ketemu lagi Banyuwangi!













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me