Langsung ke konten utama

BANYUWANGI (2): Kawah Ijen

Selepas berisitirahat sejenak di taman nasional Baluran (Lihat BANYUWANGI (1)), jam 22.00 kami melanjutkan perjalanan menggunakan mobil menuju obyek wisata lainnya, yaitu Kawah Ijen. Kami sengaja jalan lebih awal agar bisa sampai di pintu masuk Kawah Ijen tepat waktu, sehingga dapat melihat Api Biru di kawah tersebut. Sayangnya kami terjebak macet di perjalanan. Kemacetan terjadi dijalan menuju pelabuhan Ketapang. Mungkin yang mau liburan ke Bali.


Setelah menghadapi jalan yang menanjak dan berliku, kami pun baru sampai pintu masuk jam 01.00, telat (idealnya sampai jam 12.00).  Disana pun kami menghadapi kendala lainnya. Menuju parkiran kami harus terjebak kemacetan, karena pengunjung yang membawa mobil sangat banyak dan mulai parkir di bahu jalan. Kami pun terpaksa parkir di bahu jalan. Kemudian beberapa dari kami yang kebelet pipis, terpaksa harus menunggu antrian panjang di toilet. Pembelian tiket pun juga kacau! Wisatawan yang membeludak “mengepung” loket tiket membuat petugas kewalahan dan kami hampir menyerah untuk mencoba masuk Ijen. Namun entah gimana, salah satu rombongan kami bisa mendapatkan tiket (detailnya rahasia haha). 

Jadilah, sekitar jam 3.00 mulai hyking menuju kawah Ijen. Ramainya wisatawan dan perjalanan menanjak membuat perjalanan kami sedikit lambat. Baru jam 5.00 kami sampai di kawah Ijen. Namun, sayangnya Api Biru tidak dapat kami lihat karena sudah mulai terang (Hiks). Tetapi, kekecewaan kami tetap terbayar dengan pemandangan Kawah yang uoookkeeeeee bangettt!!!!!! Setelah solat Subuh di bebatuan, kami pun mulai melakukan ritual sakral bagi para turis, FOTO-FOTO dan SELFIAN serta bengong menikmati keindahan alam! 

Sunrise di Kawah Ijen

Pemandangan di kawah Ijen

Landscape yang menarik

Selfie dikit lah di Kawah

Warna air di kawah memiliki keunikan tersendiri. Asap ngepul disamping itu merupakan titik Api Biru

Ramainya pengunjung. Maklum, long weekend bulan Mei

Konfigurasi bebatuan di pinggiran kawah

Setelah puas-puasin foto, kami pun mulai kembali menuju parkiran sekitar jam 07.00. Ternyata pemandangan saat menuju parkiran pun tidak kalah menarik! Saat berangkat soalnya tidak kelihatan karena gelap.Ternyata Gunung Ijen pun dikelilingi perbukitan.



Pemandangan Apik saat turun 

Ramainya pengunjung membuat jalan setapak menjadi padat lalu lintasnya
Note: 
-  Lain kali kalau mau ke Kawah Ijen, sebaiknya jangan saat libur panjang. Karena akan ramaiiiiiiiiii sekali! Kalau mau nyari nyaman, pergilah saat hari biasa.
- Untuk melihat Blue Fire, idealnya adalah jam 03.00 di Kawah, yang berarti sekitar jam 01.00 sudah berangkat dari parkiran.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me