Langsung ke konten utama

NAVY SEAL, the famous special forces on screen

US Navy Seal, salah satu pasukan khusus militer Amerika merupakan pasukan khusus yang sering diulas, dibahas, bahkan menjadi aktor dalam film-film Hollywood. Banyak film-film yang mengangkat Navy Seal, tapi banyak juga yang penggambarannya tidak realistis dan akurat.Berikut ini adalah film-film yang membahas Seal dengan cukup menarik dan dapat menggambarkan fungsi dan tugas dari SEALs itu sendiri,  baik ketika menjadi "tokoh utama" maupun sekadar Cameo :

1. NAVY SEAL (1990)
Film yang dibintangi Michael Biehn dan Charlie Sheen ini benar-benar vulgar mengangkat serta mempropagandakan Navy Seal. Berkisah tentang Sekelompok Seal yang ditugaskan untuk memberantas teroris di Lebanon. Film ini cukup menggambarkan kemampuan Navy Seal, meski rada lebay (khas Hollywood 90an), dari mulai terjun payung, serangan amfibi, dan serangan bawah laut. 

Charlie Sheen (kanan) sebagai Navy Seal


2. The ROCK (1996)
Michael Bay tidak luput untuk menampilkan Navy Seal dalam filmnya meski hanya sekilas. Film yang bercerita tentang upaya penanggulangan penyanderaan dan ancaman roket gas Sarin di Alcatraz, San Francisco, menampilkan Navy Seal sebagai ujung tombak penyerangan ke Alcatraz yang dibantu oleh mantan SAS yang ngerti denah tempat tersebut, dan seorang ahli kimia gugup. Dalam film ini kita dapat melihat fungsi unik dari Seal, yaitu infiltrasi bawah air. naas, Navy Seal di film ini dibantai semua. 

Michael Biehn yang (lagi2) menjadi Seal, sedang dipandu arah oleh Mason



3. TEARS OF THE SUN (2003)
Bruce Willis menjadi pemimpin sebuah tim Navy Seal yang ditugaskan untuk menyelamatkan seorang dokter missionaris dari Amerika yang terjebak di tengah perang saudara di Nigeria. Dengan acting  dan penyutradaan yang bagus, Navy Seal di film ini cukup digambarkan dengan baik dari mulai perlengkapan , persenjataan , disiplin patroli, team work,  formasi penyerangan dan pertahanan. Di film ini diperlihatkan kemampuan Seal dalam peperangan hutan (jungle Warfare).  Salah satu adegan terbaik adalah, penyerangan diam-diam ke sebuah camp yang sedang terjadi pembunuhan massal dengan menggunakan Pistol dan senapan  berperedam sehingga musuh tidak sadar bahwa Seal sedang melakukan penyerangan

Salah satu adegan TOtS sebelum penyerbuan senyap

4. ACT OF VALOR (2012)
Kalau film-film sebelumnya, Seal diperankan oleh aktor, sekarang Seal diperankan oleh Navy Seal BENERAN!!! BUSET. Awalnya proyek film ini konon katanya merupakan film  "Company Profile" Navy Seal untuk promosi perekrutan.  Namun pada perekembangannya, Film ini dijadikan film aksi betulan yang diperankan Navy Seal tulen. Yap, tentu saja, kemampuan Navy Seal diperlihatkan abis-abisan. Kemampuan serangan senyap dari bawah air, dukungan UAV, Kapal Boat bersenapan mesin, Seal Delivery Vehicle (yang sangat jarang dimunculkan) , pertempuran jarak dekat (CQB) dalam rangka memberantas teroris yang ingin menghancurkan Amerika menjadi "cuci mata" bagi penggemar film militer. Meskipun secara film keseluruhan menurut saya tidak terlalu istimewa (karena ya pemerannya Seal beneran, aktingnya pas2an, dan sutradara baru), film ini malah menurut saya dapat dijadikan rujukan kemampuan Navy Seal secara lengkap.

Mati-matian dalam membasmi teroris pada adegan klimaks

5. Transformers : Dark Of The Moon (2011)
Di film yang berkisah tentang gontok-gontokan robot dari kubu Autobots dan Decepticons ini , Navy Seal muncul sekilas, tetapi cukup menarik untuk disimak. Pada pertempuran klimaks di CHicago, Navy Seal dikirim dengan melakukan infiltrasi bawah laut, yang muncul di sebuah sungai Chicago. Salah satu fungsi Seal dalam film ini diperlihatkan, yaitu, memandu Rudal-rudal Tomahawk dari kapal-kapal US Navy untuk mendukung gempuran terhadap Decepticons. 

Seal yang muncul dari permukaan sungai Chicago yang sedang dalam pertempuran

6. ZERO DARK THIRTY (2013)
Yeah, FIlm ini merupakan salah satu film terkontroversial tahun 2013. Pertama, dari temanya yaitu perburuan hingga pembunuhan Osama Bin Laden yang masih terhitung "terlalu cepat" untuk difilmkan (kejadian aslinya tahun 2011) sehingga mengakibatkan keraguan pada fakta-fakta dari film ini. dan juga tentang adegan-adegan penyiksaan yang vulgar yang dapat menyebabkan ngilu. 
DI film ini Navy Seal berperan dalam penyerbuan ke rumah nya Osama Bin Laden di Abbotabbad, Pakistan. Salah satu poin menarik Navy Seal dalam film ini adalah penggambaran kemampuan CQB nya dalam pembunuhan Osama, serta peralatan-peralatan canggih yang dipakai ( ex: Night Vision Panoramic, Laser infrared pointer, serta Helicopter siluman yang mengantar mereka) . Penyerbuan digambarkan tanpa dramatisasi, sehingga timbul kesan seolah memang seperti itu kejadiannya. 


Adegan penyerbuan Navy Seal, baru diturunkan dari heli Stealth

7. THE LONE SURVIVOR (2013)
Diangkat dari kisah nyata. Dikisahkan sekelompok Navy Seal ditugaskan untuk mengintai dan membunuh seorang pimpinan Taliban di Afganistan. Sayangnya, operasi senyap tersebut dipergoki sekelompok penggembala kambing lokal. Setelah melalui perdebatan apakah dilepaskan atau dibunuh, akhirnya pasukan tersebut melepaskan penggembala tersebut dengan alasan kemanusiaan. Malang, ternyata penggembala tersebut melaporkan ke pasukan Taliban sehingga 4 orang Seal harus menghadapi pertempuran super sengit dengan puluhan pasukan Taliban dipegunungan, terkepung sana sini, hingga akhirnya hanya Marcus Luttrel yang beruntung selamat, dengan diselamatkan warga lokal. Mark Wahlberg sebagai tokoh utama (Marcus Luttrel) berhasil memainkan tokoh dengan cukup apik.

Tokoh Marcus Luttrel (kanan) dan rekannya pada adegan pertempuran sengit


8. AMERICAN SNIPER (2014)
Berbeda dari film-film sebelumnya, film ini berfokus pada seorang Sniper legendaris Navy Seal, Chris Kyle (diperankan Bradley Cooper) yang berhasil mencatatkan top kill rate di Iraq. Film ini pun juga berdasarkan kisah dan tokoh nyata. Mengisahkan Chris Kyle, pemuda dari sebuah dusun di Amerika yang hobi berburu dan menunggangi kuda merasa harus mencari jalan hidup yang lebih bermakna. Akhirnya ia pun mendaftar langsung mengikuti pelatihan Navy Seal. Setelah lolos ia langsung dikirim ke Iraq. Di Iraq ia menjadi sniper yang melindungi pasukan Marinir AS yang menyisir perkotaan Afganistan. Disinilah hasil tembakan Chris Kyle mulai menghasilkan korban di pihak musuh.  Tak jarang Chris harus menghadapi situasi yang membingungkan, karena musuh tidak memakai seragam, apakah harus menembak atau tidak. Chris juga harus menghadapi sniper handal dari musuhnya, Mustafa.  Diceritakan pula dampak perang terhadap kesehatan psikologisnya yang membuat hubungan dengan istri dan anaknya terganggu.

Chris Kyle membidikkan senapannya ke musuh



9. 13 HOURS: SECRET SOLDIER OF BENGHAZI (2016)
Pada film ini sebetulnya bukan menampilkan satu regu Navy Seal, tetapi para mantan Navy Seal yang bergabung dalam pasukan khusus penjaga markas CIA yang bernama GRS (Global Response Staff) di Benghazi, Libya, negara yang sedang dilanda kekacauan dan perang saudara. Tokoh dalam film ini, Tyrone Woods (James Badge Dale) yang menjadi kepala GRS, dan Jack Da Silva (John Krasinki) sebagai  merupakan mantan Navy Seal yang bergabung dengan mantan militer lainnya, yaitu Tig, Boon dan Oz (mantan US Marine) dan Tanto (mantan US Army Ranger) bekerja sama dalam menjaga keamanan personil CIA. Ketika markas diplomatik AS di Benghazi (yang sedang dikunjungi Duta Besar AS untuk Libya, Chris Steven), dan markas CIA itu sendiri diserbu sebuah gerombolan militan bersenjata, 6 orang pasukan GRS dengan ditambah sedikit personil CIA dan kedutaan, tanpa dukungan serangan udara bahu membahu menghadapi kontak senjata sengit selama 13 Jam demi menjaga pekerja Amerika di dalamnya. Pasukan penyelamat dari kota Tripoli pun dipimpin oleh mantan Navy Seal, Glen Doherty. Naas, diakhir cerita, Tyrone dan Glen harus menghadapi ajal. Film ini diangkat dari kejadian nyata pada tahun 2012.

Tokoh Jack Da Silva saat adegan baku tembak




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me