Langsung ke konten utama

Presentasi Tim Eurofighter Typhoon di Bandung

Suatu  ketika, Bulan April kemarin,  saya mendapatkan undangan dari seorang temen melalui telepon. "Be, lo mau datang presentasi Eurofighter Typhoon gak?". What the..... *sontak saya. Tanpa pikir panjang saya mengiyakan kesempatan yang langka ini. Teman saya tersebut merupakan temen kuliah S2 yang bekerja di Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) mengundang saya karena beberapa orang dari kemenristek tidak bisa hadir, sehingga undangan kosong tersebut diberikan ke saya. 

Sebagai latar belakang, memang sejak tahun 2014 hingga saat ini, telah beredar isu bahwa TNI Angkatan Udara (TNI AU) sedang mencari pesawat tempur pengganti F-5 Tiger yang mulai menua. Dengan sigap, berbagai perusahaan langsung mencuri-curi start untuk promosi. SAAB (Swedia) menawarkan JAS Gripen, Dassault (Prancis) menawarkan Rafale, Sukhoi (Rusia) menawarkan Su-35 , Lockheed Martin (Amerika Serikat) menawarkan F-16 Viper dan terakhir tentunya Eurofighter Gmbh (menawarkan Eurofighter Typhoon). Berbagai cara pemasaran pun dilakukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. yang paling menonjol adalah Dassault melakukan demonstrasi dilangit Jakarta didepan para petinggi TNI AU, kemudian Eurofighter Typhoon membawa mock up 1:1 dan mengundang berbagai kalangan untuk dipresentasikan di PT. DI, serta Lockheed menampilkan simulator F-16 Viper di Jakarta.

Keesokan harinya pun saya menghadiri presentasi tersebut yang dibagi 2 sesi. Sesi pertama yaitu di Hotel Hilton Bandung untuk mempresentasikan berbagai hal terkait pesawat termpur tersebut seperti pertimbangan desain, kemampuan, spesifikasi dll. Sesi keduanya, dilakukan di salah satu hanggar PT. Dirgantara Indonesia (PT.DI) untuk melihat mock-up 1:1. Marilah kita bahas sejenak soal pesawat ini berdasarkan presentasi tersebut.

Eurofighter Typhoon?
Pesawat tempur ini merupakan pesawat tempur yang dikembangkan sejak tahun 1983 oleh konsorsium dari beberapa perusahaan Eropa, yaitu Itali, Inggris, Jerman, Spanyol dan berhasil terbang perdana pada tahun 1994. Pesawat ini dikembangkan pada suasana Perang Dingin dan didesain untuk menghadapi pesawat-pesawat tempur Uni-Sovyet seperti Mig-29 dan Su-27.

Siapa saja pemakai Typhoon?
Hingga saat ini Typhoon digunakan oleh para negara pengembangnya yaitu Inggris, Itali, Spanyol, Jerman dan telah berhasil di ekspor ke Austria, Arab Saudi, dan Oman  sehingga totalnya adalah 7 negara pemakai.

Apakah sudah Battle Proven?
Sudah. Typhoon milik Angkatan Udara Inggris telah digunakan dalam mendukung pemberontak pemerintahan Qadaffi di Libya. Typhoon digunakan untuk melaksanakan zona larangan terbang dan melakukan serangan darat. Selain itu, Typhoon milik Arab Saudi juga menggunakan Typhoon dalam menyerbu basis militan ISIS di Suriah dan pemberontak pemerintahan Yaman. 

Mengapa Bentuk Typhoon seperti itu?
Secara sederhana Typhoon didesain untuk tempur pada ruang udara Eropa yang memiliki karakteristik ruang udara yang cenderung sempit. Karena itu menghasilkan kebutuhan agar pesawat tempur ini memiliki kemampuan manuver yang lincah. Karena itu, konfigurasi yang dipilih oleh para enjiner pesawat tersebut adalah konfigurasi sayap delta (plus canard) yang dianggap lebih lincah daripada konfigurasi sayap konvensional. Kemudian, Konfigurasi sayap delta ini juga dapat mengakomodasi kebutuhan lainnya yaitu, kemampuan angkut persenjataan yang besar karena pesawat ini didesain untuk dapat digunakan untuk berbagai macam misi seperti pertempuran udara-udara, udara-darat dan udara laut yang memiliki persenjataan yang berbeda-beda. 

Apa kelebihan lainnya? 
Typhoon memiliki sistem komunikasi antar pesawat yang memungkinkan berbagi data antar pesawat tersebut. Gampangnya, misalnya dalam identifikasi musuh. Typhoon terdekat dengan musuh dapat berbagi data dari radar tentang posisi pesawat musuh kepada Typhoon lain yang jaraknya dari musuh masih diluar jangkauan radar sehingga dapat berguna dalam kordinasi serangan ke musuh. Kemudian, dengan berbagai sensor lainnya, Typhoon memiliki kemampuan mengunci dan menembakkan rudal ke musuh yang masih diluar jarak pandangan mata pilot (Beyond Visual Range). Untuk urusan Kesilumanan, atau kemampuan mengecoh radar, enjiner yang mempresentasikan mengatakan bahwa badan pesawat Typhoon memang tidak punya kemampuan siluman, tetapi disiasati dengan suatu perangkat elektronik yang memungkinkan mengecoh radar musuh. Solusi yang dikatakan lebih murah dibandingkan kemampuan siluman di F-22 Raptor yang badan dan materialnya didesain siluman. 

Relevansi dengan kebutuhan Indonesia?
Presentator yang terdiri dari test pilot dan desainer/enjiner Typhoon mengatakan bahwa Typhoon sangat cocok digunakan di Indonesia yang luas. Dengan menempatkan beberapa typhoon di beberapa titik maka hampir seluruh wilayah kedaulatan Indonesia tercover baik wilayah udara, darat maupun laut. Selain itu, Typhoon yang bisa melakukan serang darat juga dianggap cocok dengan kebutuhan Indonesia yang umumnya mengalami konflik asimetris seperti pemberontakan dll. 

Selain masalah fungsi, bagaimana soal transfer teknologi?
Presentator mengklaim bahwa mereka siap melakukan berbagai transfer teknologi sesuai dengan regulasi di UU No.16 Tahun 2012 yang mengharuskan adanya transfer teknologi/konten lokal pada Alutsista impor. Transfer teknologi yang ditawarkan (yang saya inget) antara lain adalah perakitan, produksi komponen conformal fuel tank, sistem perangkat lunak (software), berbagai pengujian, perawatan di PT. DI. Sebagai tambahan, presentator juga menyebutkan bahwa kerja sama transfer teknologi akan semakin memperkuat kerjasama Indonesia-Eropa dalam industri pesawat terbang. PT. DI saat ini memiliki kemitraan dengan Airbus sebagai produsen komponen tentunya akan mempermudah transfer teknologi Typhoon yang masih memiliki "hubungan kerabat" dengan Airbus. Eurofighter Gmbh juga menjanjikan bahwa transfer teknologi Typhoon akan sangat mendukung program pesawat tempur nasional yang bekerja sama dengan Korea Selatan, yaitu Indonesia Fighter Experimental (IFX/KFX). 

OPINI
Tim Typhoon ini cukup niat dalam menawarkan produknya, selain membawa seluruh pentolan dibalik pembuatan Typhoon serta mock up 1:1, ternyata undangan rombongan saya itu bukan satu-satunya rombongan. Ternyata sudah ada beberapa kali presentasi ke beberapa rombongan dengan dibagi berdasarkan pihak. Ada rombongan para pejabat Menhan, ada rombongan jurnalis, sedangkan rombongan saya termasuk rombongan akademisi (meskipun ada juga orang TNI di rombongan saya).

Lalu, menurut saya, tawaran Typhoon ini masih dapat dipertimbangkan karena telah memenuhi 2 hal, yaitu kebutuhan fungsional (kemampuan tempur udara-udara, udara laut, udara-darat) dan kemauan produsen untuk transfer teknologi ke industri pertahanan lokal (PT.DI). Namun memang masih banyak pertimbangan lainnya yang perlu dikaji seperti bagaimana soal kemungkinan Embargo (FYI dulu Indonesia pernah Beli pesawat Mk 53 dari Inggris dan terkena embargo), biaya keseluruhan (harga produk, pelatihan, persenjataan, fasilitas pendukung dan perawatan) serta lingkungan pertahanan sekitar Indonesia (jenis pesawat tempur yang dimiliki negara lain). Memang pembelian Typhoon akan membutuhkan investasi yang besar khususnya untuk pelatihan, peralatan pendukung dan sebagainya karena merupakan produk yang baru dikalangan TNI AU. Saat ini TNI AU menggunakan pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 dan F-16. Mungkin karena hal tersebut maka saat ini Kemenhan telah mengeluarkan pernyataan bahwa "Su-35 pilihan utama dan F-16 Viper alternatif" dengan alasan kedua pesawat tersebut telah familiar dikalangan TNI AU. Meski telah mengeluarkan pernyataan tersebut, keputusannya belum final sehingga segala kemungkinan dapat terjadi.  

Enjiner Typhoon sedang menjelaskan spesifikasi dan kemampuan pesawat

Mock up 1:1 Typhoon

Kokpit didalam mockup tersebut pun dapat dimasuki



Mock up persenjataan Typhoon, salah satunya rudal Brimstone (kanan)

Numpang Narsis


Sumber: 
- http://news.detik.com/berita/3038902/sensasi-simulasi-terbangkan-jet-tempur-f-16-viper
- http://foto.metrotvnews.com/view/2015/03/25/376458/pesawat-tempur-dassault-rafale-demo-udara-di-halim
- http://bisnis.tempo.co/read/news/2015/04/15/090657949/eurofighter-tawarkan-perakitan-typhoon-di-indonesia
- http://tekno.kompas.com/read/2015/04/16/16030077/Ini.Komponen.Jet.Tempur.Typhoon.yang.Bisa.Diproduksi.PT.DI
- http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/04/15/170700926/Eurofighter.Tawari.PT.DI.Rakit.Pesawat.Tempur.Typhoon

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me