Langsung ke konten utama

(REVIEW) AVENGER : INFINITY WAR



Sebelum film ini ditayangkan, keantusiasan saya dibayangi oleh beberapa pertanyaan di benak saya:

1. Akankah film ini akan berkurang geregetnya seperti pada Avenger 2 :Age of Ultron?
2. Apa gk pusing ya tokoh sebanyak itu dimasukkin dalam satu film? 

Dan setelah nonton, jawaban untuk keduanya adalah:
GAK KOK, HASILNYA MALAH KEREN BANGET, JAUH LEBIH KEREN DARI SEBELUMNYA!

Kenapa bisa komen seperti itu? Berikut ini sedikit review mengapa Avenger Infinity War sangat menarik :


1. Cerita
Cerita film ini sebetulnya sederhana, yaitu berfokus pada usaha para anggota Avenger (ditambah Guardian of the Galaxy dan Sorcerer Supreme) dalam menangkal sang musuh utama, Thanos the Mad Titan (beserta pasukannya) yang bertekad untuk merebut  Infinity Stone untuk memusnahkan setengah mahluk di alam semesta. 6 Buah infinity stone yang digabung pada Infinity Gauntlet (sarung tangan) nya Thanos akan mampu membunuh setengah mahluk di alam semesta dengan satu jentikkan jari saja. Avenger pun mati-matian bertarung melawan Thanos dan pasukannya untuk menghentikan niat kejam tersebut. 

2. The Villain : Thanos
Menurut saya daya tarik dari film ini yang kuat adalah justru di musuh utamanya, yaitu Thanos. Ia mungkin lawan terkuat Avenger. Meski kuat secara fisik (dapat mengalahkan Hulk dengan tangan kosong), Thanos juga cerdik dan pintar, sebuah kombinasi yang sangat mematikan. Tetapi meski kejam, ia memiliki "sifat kebapakaan" juga, yang diperlihatkan  dengan mengangkat anak angkat, Gamora. 

Kemudian misi untuk memusnahkan setengah mahluk hidup pun juga bukan hanya kejam dan ingin berkuasa semata, tetapi bertujuan untuk menciptakan "kedamaian" (versi Thanos), karena menurutnya Sumber daya alam tidak berbanding dengan jumlah populasi mahluk sehingga akan selalu terjadi peperangan, kemiskinan dan sebagainya. 

Tokoh yang cukup Complicated. 


3. Membagi-bagi "medan perang"
Pertanyaan saya diawal, "bagaimana memanage segitu banyak tokoh" terjawab disini dan mungkin menjadi faktor yang membuat film ini cukup enak ditonton (ditambah tim editornya yang cukup apik). Secara garis besar, "Medan pertempuran" dibagi menjadi 3. 

- Tim Planet Titan. Tim yang berisi Iron Man, Dr. Strange, Spiderman dan Guardian of The Galaxy (minus Rocket dan Groot) bertarung melawan Thanos untuk merebut Infinity Gauntlet. 
- Tim Nidavelir. Thor beserta Rocket Racoon dan Groot harus berjuang untuk membuat "Thanos Killing Weapon" yang bernama Stormbreaker (yang lebih sakti mandraguna dari Mjolnir yang hancur pada Thor Ragnarok) di planet para Dwarf, Nidavelir. 
- Tim Wakanda. Tim ini berisi Black Panther beserta jajarannya, Captain America, Bruce Banner, dan Avenger lainnya. Tim ini berjuang untuk mempertahankan Wakanda dari serangan pasukannya Thanos yang berusaha untuk membunuh Vision dan mengambil Mind Stone dari tubuhnya.  

4. Action dan Interaksi antar Tokoh
Tentu saja sequence action menjadi daya tarik utama dari film ini. Dahsyat, mati-matian, penghabisan, menegangkan, epik dan Kolosal menjadi keyword pada sekuen2 eksyen di film ini. Seluruh kemampuan terbaik dari para avenger keluar semua untuk menghentikan Thanos. Dari mulai Iron Man dengan Nano Tech armornya yang bisa memiliki banyak senjata, Dr. Strange mengeluarkan jurus memperbanyak diri dan kamehameha, serta Thor dengan Stormbreakernya melibas dan menyetrum lawan-lawannya. 

Tapi yang menurut saya lebih menarik adalah interaksi antar tokoh-tokohnya yang memiliki sifat dan latar belakang yang berbeda. Yang menjadi favorit saya adalah interaksi pada tim Planet Titan. Iron Man dan Dr. Strange sama-sama egois, narsis dan pintar sehingga kerap terjadi debat dan unjuk kebolehan dalam melawan musuh. Spiderman kerap membuat suasana menjadi kocak karena tingkah kebocahannya. Semakin kocak ketika mereka bertiga bertemu dengan Starlord dan kawan2.  Tony kesulitan dalam berkomunikasi dengan para Guardian dan sebaliknya. 

Tim Wakanda pun tak kalah seru dan kocak.. Terutama saat Tim Nidavelir, datang ke Wakanda untuk gabung melawan pasukan Thanos. Lelucon "I am Groot" dan dibalas oleh Captain America "I am Steve Rogers" menjadi hal yang bikin ngakak. 

Film-filmnya Marvel menurut saya sangat oke dalam memperlihatkan interaksi antar tokoh. 


5. "Brutal Ending" 
Yang membuat beda dari film-film sebelumnya adalah, Avenger akhirnya kalah! Avenger pun akhirnya harus menerima kenyataan Thanos menang, infinity stones berhasil dibawa thanos semua, dan setengah mahluk di semesta mati lewat Jentikkan jari yang mematikan tersebut. Kekalahan ini diakibatkan oleh beberapa kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh para Avenger yang sudah kadung Gondok mau bunuh Thanos. Akibatnya, bersama dengan mahluk lainnya, banyak anggota avenger pun yang menjadi debu. Sad ending, bro. Tapi ini jadi daya tarik juga. membuat kita makin penasaran bagaimana cara ngalahin Thanos di film berikutnya. Sampai beredar teori-teori soal Avenger berikutnya dikalangan penggemar. Good job, Marvel. 

6. Favorit Sequence
Sulit untuk menyebut mana sekuen film ini yang paling favorit, karena banyak sekuen yang keren dan memorable. Mungkin pertarungan Thanos vs Iron man 1 lawan 1 menjadi yang paling favorit. Iron man bener-bener mengeluarkan seluruh kemampuan nanotech armornya : jet pack, Kanon, rudal, tendang jet, battering ram, pedang, hingga tameng, hingga semuanya krompyang  oleh kekuatan Thanos. Adegan pertarungan jarak dekatnya  yang keren diakhiri oleh tikaman Thanos ke Iron Man yang membuat kita semua menahan napas, menanti apakah Iron Man beneran akan mati. 


Bener kayak di meme. Masuk Bioskop excited, tengah film super excited, endingnya bikin lemes, pucet, patah hati. 



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me