Langsung ke konten utama

Racauan Ramadhan 2020

Yap, ini pertama kalinya saya Idul Fitri tidak mudik (lebih tepatnya pulang kota) ke rumah orang tua dan mertua di Jakarta. Himbauan pemerintah untuk tidak mudik dan tetap dirumah dalam mencegah penyebaran Covid 19 ini saya dan keluarga coba ikuti. Entah sampai kapan pandemi akan berlalu, terlebih lagi ngelihat berita, sangat disayangkan banyak masyarakat mengabaikan himbauan tersebut sehingga pasar-pasar dan jalanan jadi sangat ramai. 

Meski sedang menghadapi pandemi, ada beberapa yang saya suka dari Ramadhan tahun ini. Salah satunya adalah tidak adanya buka puasa bersama. Saya sejujurnya sih suka bersilaturahim ketemu temen-temen, ngobrol-ngobrol, tukar informasi dan sebagainya. Ketika ada kesempatan buka bersama biasanya hampir selalu ikut, khususnya teman-teman dekat. Tapi bersilaturahim saat buka puasa saya ngerasa dari dulu kurang nyaman. Ngerasa kayak bukan waktu yang pas aja sih. Disamping, di tempat-tempat tertentu susah cari Mushola, makanan nunggu lama (karena banyak yang buka puasa), macet, dan sebagainya. Pulang ke rumah biasanya udah capek dan tarawih pun jadi setengah ngantuk. Tapi tahun ini full 30 hari saya dan istri bersama anak buka buasa di rumah saja. Bisa santai, solat wajib dan tarawih bisa hampir selalu di awal waktu. 

Selain itu, karena mungkin gak banyak pergi-pergi, ya kesempatan untuk baca Al-Quran jadi lebih banyak (Jangan tanya jumlah halaman lah ya, dikit dan gak sampai khatam). Hampir (gak setiap hari) Bisa nyempetin pagi, siang , sore dan malam. 

Menjelang idul fitri, saya pikir yah akan santai lah ya, biasa aja gak mudik tahun ini. Tapi, saat takbiran (waktu tulis saya ini), saya dan istri baru kerasa, "kok sedih dan mellow juga ya tahun ini gak mudik". Kami rindu juga untuk ketemu orang tua. Saya yakin yang tinggal diperatantauan mungkin kondisinya sama. Kita coba nikmati saja ya. Mungkin jadi bagian dari "New Normal" juga. Idul Fitri gak harus mudik. Mungkin waktu mudiknya digeser entah jadi hari apa. Let's see. 

Cukup ngeracaunya. 


Selamat Idul Fitri ya! Mohon Maaf Lahir dan Batin!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me