Langsung ke konten utama

Pengalaman Pribadi Dalam Menghafal Quran

Sekitar Ramadhan 2 tahun terakhir saya punya resolusi untuk memulai kembali menambah hapalan Quran. Awalnya sih, dimulai dengan motivasi sederhana, “Solat rasanya kok bacaannya Surat “Qul-Qul” melulu dan surat-surat pendek lainnya sehingga ketika solat sering kali cuman diucapin dimulut saja, tetapi kepala kemana-mana karena surat-surat pendek tersebut seolah sudah otomatis dapat dibaca tanpa mikir (dan kebanyakan belum paham artinya). Jadinya saya merasa kurangnya kekhusyuan dalam solat saya. 

Namun dari hari ke hari membaca Quran beserta terjemahannya secara terus menerus, saya mulai merasakan bahwa membaca Quran sangat berpengaruh baik kepada kehidupan saya dan mulai mengetahui berbagai petunjuk-petunjuk di dalamnya. Karena itu saya mulai meniatkan untuk memulai kembali menghafal Quran. Mungkin terakhir kali saya intensif menghapal Quran adalah ketika SD (karena SD saya SD Islam).

Niat saya tersebut makin bertambah besar setelah mendengar pesan seorang ustadz bahwa : 

“Menghafal Quran itu yang penting niat dan usahanya dulu, bukan soal jumlah hafalannya”. 

Sebetulnya mungkin ada beberapa metode menghafal Quran. Tapi jujur saya sendiri belum pernah membaca. Jadi apa yang saya jelaskan di tulisan ini adalah dari pengalaman pribadi saja. Dan mungkin saja cara saya ini sama dengan metode yang sudah umum beredar. 

Sebelum dimulai pembahasannya, mungkin syarat sebelum tahapan yang lakukan ini adalah anda sudah bisa membaca tulisan arab terlebih dahulu. Dan tentunya bisa membaca bahasa Indonesia. Oke kita mulai. Tahapan-tahapan dalam memulai menghafal Quran versi saya adalah sebagai berikut: 

1. Niat 

Tentunya perbuatan apapun selalu dimulai dari niat. Luruskan niatnya ketika membaca dan menghafal Quran adalah untuk memahami isinya dan mencari petunjuk kepada Yang Maha Pencipta untuk selamat di Dunia dan di Akhirat 


2. Sering-Sering Baca dan Mendengar Quran dan Terjemahannya 

Sebelum mulai menghafal, kita harus membiasakan diri berinteraksi dengan Quran baik dengan membaca maupun mendengar. Mulailah untuk membaca Quran secara periodik. Takarannya sesuaikan dengan kemampuan anda. Misalnya ya 1 hari 1 lembar. Kalau bisa meningkat misalnya menjadi 1 hari 4 lembar akan lebih baik. Usahakan setiap hari anda berinteraksi. 

Kemudian bacalah ayat-ayat Quran dan terjemahnya secara perlahan. Kalau saya sendiri tidak ngoyo menargetkan harus khatam dalam periode tertentu. Boleh di mulai dari surat pertama, atau random. Alternatifnya bisa dengan mendengar rekaman murottal Quran dan terjemahannya. 


3. Pilih Ayat-ayat Quran yang Menarik untuk Anda 

Dengan sering-sering membaca Quran dan terjemahannya, mungkin anda akan menemukan ayat-ayat yang tertarik untuk anda hafal. Bisa karena sering mendengar ayat tersebut dibacakan oleh ustadz, khatib jumat dan sebagainya, atau ada ayat-ayat yang relate dengan anda. Relate dalam artian “ngena” / relevan dengan kondisi-kondisi yang terjadi pada anda atau merasakan keindahan dari ayat tersebut. Bisa juga karena ayat tersebut sedang sering dibahas di kalangan umum. Insya Allah ayat-ayat Quran akan selalu relevan dengan apa yang terjadi di kehidupa kita. 


4. Baca Per Kata 

Setelah anda memilih ayat-ayat yang ingin dihafal, mulai membaca ayat-ayat tersebut per kata berikut dengan terjemahannya. Gunakan Quran yang per kata, baik yang cetak maupun digital. Dari membaca per kata ini kita bisa mengurai (breakdown) ayat dan memahami arti kata demi kata. Ketika anda membaca Quran kata-perkata ini saya yakin anda akan familiar dengan beberapa kata karena bahasa Indonesia memiliki banyak serapan dari bahasa Arab. Ini akan membantu anda memahami isi dari ayat-ayat yang sedang anda hafal. 

Namun membaca terjemahannya memang tidak bisa langsung mengerti 100 % karena tidak semua bahasa arab dapat diterjemahkan secara sederhana ke dalam Bahasa Indonesia. Jika ada kesempatan, coba juga pahami sedikit tentang konsep bahasa Arab. Konsep Bahasa Arab berbeda dengan konsep bahasa Indonesia. Bahasa Arab sangat kontekstual dan lebih kompleks dibanding bahasa Indonesia. Dengan sedikit memahami konsep bahasa Arab, maka akan sangat membantu proses menghafal anda. Misalnya, kata “Jatuh”, dalam bahasa Arab memiliki beragam jenis kata yang berbeda penekanan. Ada yang “Jatuh Terperosok dengan keras”, ada yang “Jatuh ringan” tetapi tiap arti tersebut dirangkum dalam satu kata bahasa Arab. 


5. Baca Berulang-ulang 

Bacakan ayat-ayat tersebut, baik dalam satu ayat langsung maupun perkata secara berulang-ulang. Dengan berulang-ulang inilah Insya Allah anda akan segera hafal. Gak ada cara lain. Dan juga harus perlahan, jangan ingin langsung hafal banyak ayat. Satu persatu. Mengingat terjemahannya juga akan membantu proses anda menghafal ayat. Coba baca ketika setelah solat, saat baca Quran, di saat senggang atau 



6. Bacakan berulang-ulang dalam Solat 

Setelah anda mulai hafal, cobalah membacakan ayat yang anda coba hafal di saat solat. Mulai coba baca pada saat solat sendiri ataupun solat-solat sunnah agar anda bisa membaca dengan sangat perlahan. Setelah anda cukup yakin dengan hafalan anda, maka coba anda bacakan ketika anda menjadi imam saat solat berjamaah di waktu-waktu yang harus mengeraskan bacaannya. Membaca ayat yang anda coba hafal ketika solat menurut saya merupakan ujian yang bagus. 



Dampak yang saya rasakan setelah mencoba menghafal Quran adalah sebagai berikut : 

  • Menambah ayat-ayat yang bisa anda baca dalam Solat. 
  • Menambah Kekhusyuan dalam Solat. Dengan menghafal anda akan sedikit demi sedikit memahami arti kata-kata dalam bahasa Arab. Sedikit memahami artinya akan lebih menambah kekhusyuan solat karena anda mulai paham apa yang anda baca saat solat 
  • Mulai sedikit-sedikit mengerti beberapa kata dalam bahasa Arab di Quran sehingga sedikit-sedikit mulai bisa meraba arti dari surat yang dibacakan Imam ketika Solat. Dan juga mulai bisa memahami ayat-ayat Quran lainnya karena banyak kata-kata yang digunakan berulang-ulang. 
  • Mengingat ayat Quran di mana saja kapan saja. Ketika terjadi sesuatu dimanapun, anda akan teringat ayat Quran tertentu. Dan Insya Allah dapat menjadi panduan anda dalam berperilaku dan mengambil keputusan di kehidupan sehari-hari 

Itulah sedikit cara saya dalam mencoba menghafal Quran. Meski tambahan hapalan saya belum banyak dan juga masih belepetan bacanya, dan saya masih belum bisa mengamalkan apa yang terkandung dalam ayat-ayat Quran yang saya hapalkan serta dosa saya mungkin masih tidak terhitung banyaknya, saya berharap pengalaman saya ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang sedang berusaha menghafal Quran. Insya Allah dengan mulai menghafal Quran akan menjadi jalan perubahan positif dalam diri anda. 

Mari manfaatkan momentum Ramadhan tahun 2020 ditengah pandemi Covid 19 ini dengan menghafal Quran di rumah masing-masing!



Notes: 
  • Membaca Quran = Membaca, Mengucapkan dan memahami ayat-ayat Quran
  • Cara ini saya yakin tidak orisinal dan memiliki kebaruan. Mungkin saja keliru. Jadi coba anda lengkapi dengan membaca buku-buku tentang cara menghafal Quran ataupun langsung tanya ke Ustadz-Ustadz yang anda percaya. 
  • Kalau anda bisa bahasa Arab (baca, tulis dan terjemah) mungkin akan lebih mudah lagi. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me