Langsung ke konten utama

Flores, NTT (1) : Labuan Bajo, Pulau Komodo dan Sekitarnya

Tanggal 23-28 Desember 2012  merupakan salah satu  jalan-jalan yang bener beda. Kali ini saya dan keluarga mencoba mengeksplorasi sebuah pulau yang tidak terlalu populer oleh orang Indonesia sendiri, namun sangat populer dimata wisatawan asing. Pulau tesebut adalah pulau Flores yang merupakan bagian dari Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Perjalanan dari Jakarta dimulai dengan menggunakan pesawat  dengan rute Jakarta-Denpasar kemudian Denpasar-Labuan Bajo. Sempet ada keterlambatan ketika transit di Denpasar karena ada masalah teknis dari pesawat, dan yang paling membuat jemu adalah, kondisi bandara yang sedang diperbaiki membuat waktu menunggu menjadi tidak nyaman.  Dan setelah menunggu sekitar 4 jam, barulah kami terbang menuju kota Labuan Bajo. 

Ketika mendarat di bandara Komodo di Labuan Bajo yang cukup kecil dan dikelilingi perbukitan, muncul pertanyaan didalam hati "akan seperti apa Indonesia bagian timur ini?". Lalu kami dijemput seorang saudara yang kebetulan bekerja di kota tersebut dan mengantar kami ke hotel. 

Kota Labuan Bajo dari bukit.
Untuk mengambarkan betapa kecilnya kota ini, bayangkan, mengitari seluruh kota, dari pantai, tengah kota dan bukit hanya butuh sekitar 15 menitan. yap, memang sangat kecil kotanya.  Kota ini baru menjadi ibu kota karena kota ini adalah pemekaran dari kabupaten Manggarai, rumah sakit pun, di kota ini tidak ada. Masih sekelas Puskesmas. 


Keesokan harinya, kami langsung bersiap untuk tujuan wisata pertama kami, Pulau Komodo dan sekitarnya! Untuk menuju Pulau Komodo dan sekitarnya, kami menggunakan sebuah kapal kecil, yang memiliki fasilitas kamar tidur, ruang makan, dan dapur pada bagian belakang serta atap yang dapat digunakan untuk melihat sekitar. Kapal ini memiliki 3 ABK yang berasal dari Makassar dan Flores.

Perjalanan dimulai sekitar jam 9.30 dari Pelabuhan dan memakan sekitar 4 jam perjalanan. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan pulau-pulau sekitar dengan kontur yang unik. Bener-bener antah berantah. Sekilas langsung terbayang film "Jurassic Park" ketika adegan menuju pulau Isla Nublar.

Kapal yang kami sewa
bersantai di kapal
Salah satu pemandangan di perjalanan


Gerbang masuk Pulau Rinca dan kantor registrasi
Jam 14.00 kami berlabuh di Pulau Rinca, salah satu pulau yang memiliki habitat Komodo. Kami turun dan melakukan registrasi pada kantor Ranger nya. Wisatawan dapat memilih hyking di pulau ini dalam 3 jenis, Short, Medium dan Long Tracking. Kami memilih yang Short
sudah agak kesiangan, dan kebetulan Komodo nya lagi banyak di jalur yang Short ini. Kami ber 4 dipandu seorang Ranger untuk masuk hutan lembah. Kami cukup beruntung mendapatkan kesempatan melihat Komodo secara langsung mengingat ini sebetulnya wisata untung2an, karena Komodonya memang dibiarkan hidup dialam bebas. Yang paling menarik adalah melihat pertarungan dua Komodo betina. Layaknya gulat, kedua Komodo tersebut bertarung untuk mengunci lawan ditanah dengan tindih2an. Setelah kurang lebih 2 jam Hyking, kami kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan kami menuju sebuah teluk di Pulau Komodo, melempar jangkar dan kami bermalam diatas kapal.

Kantor Registrasi

Penampakan pertama Komodo yang sedang ngadem
Komodo lagi berantem!



Burung Maleo

Laksana mengintai raptor
Penampakan pulau Rinca dari bukit



Malam kami habiskan dengan makan dan mancing-mancingan. Lumayan lah dapat ikan kecil haha. 

Sunset di Pulau Komodo
Debut mancing dilaut lepas dan dapat 1!

Pagi hari kami beruntung dapat melihat kawanan lumba-lumba yang sedang menjelajah teluk ini. 

Suasana "kamar tidur"
Penampakan lumba-lumba
Makan pagi di kapal
pemandangan pagi hari

Setelah makan pagi, kami melajutkan perjalanan ke "puncak acara" yaitu Pulau Komodo. Pada pulau ini kami mengambil "medium" tracking. Rute tracking ini melewati hutan di lembah kemudian naik ke salah satu bukit dan kembali ke camp. Alhamdulillah, kami kembali dapat melihat Komodo. Tapi di pulau ini, kebanyakan melihat Komodo yang sedang bermalas-malasan, tidak seperti di Pulau Rinca yang sedang beraksi. 




Pelabuhan Pulau Komodo









Suasana Hyking di tengah hutan


Penguasa Bukit

Pemandangan dari arah bukit
Bercengkrama sesama
Komodo dan komodo

Ternyata ada Rusa liar juga



Kakak ketika berenang
Kemudian Pink Beach (Pantai Pink) merupakan destinasi berikutnya. Masih salah satu bagian dari pulau Komodo. Disini kami berenang dan snorkeling. Alam bawah laut di lokasi tersebut masih sangat natural dan indah! Terumbu karang dan hewan lautnya berwarna-warni! Clown Fish dan Penyu adalah hewan-hewan unik yang kami lihat. Ketika kami berenang ke pantainya dan melihat pasirnya, saya baru paham kenapa dinamakan Pink Beach. Karena memang dipasir nya terdapat butiran berwarna merah. Sehingga kalo dari jauh terlihat seperti warna pink. Kami menghabiskan waktu hingga siang. Setelah makan siang, kami berangkat kembali menuju Labuan Bajo. 


Pulau yang berbukit di sekitar Pulau Bidadari
Tetapi sebelum ke Labuan Bajo, kami singgah di sebuah pulau yang berjarak 10 menit dari Labuan Bajo yang bernama Pulau Bidadari. Sejujurnya saya agak underestimate kepada pulau ini karena letaknya yang dekat Labuan Bajo, sehingga pantai tersebut cukup ramai dan menduga bahwa karangnya telah rusak. Tetapi,  ketika kami Snorkeling, alam bawah lautnya gak kalah indah! Meski gak sebagus Pink beach, ikan-ikan di pulau ini cukup beragam. Clown Fish entah kenapa jadi ikan yang umum di pulau ini. 

Kru Kapal  berakrobatik!
Air lautnya sangat jernih!


Jam 5 pun, kami kembali ke Labuan Bajo. Meski lelah, kami sangat puas. benar-benar pengalaman yang beda. Saya menyebutnya "Jurassic Park nya Indonesia".


TRIVIA
  • Pulau Komodo dikelola langsung oleh pemerintah pusat terkait statusnya sebagai warisan dunia.
  • Karena memang Pulau Komodo adalah sebetulnya wisata alam bebas, ngeliat komodonya pun untung2an. Pernah ada pejabat yang dateng ke pulau tersebut, sayangnya saat musim kawin komodo. Apes, ia tidak melihat sama sekali, karena saat musim kawin, Komodo bersembunyi.  
  • Karena reputasinya sebagai warisan dunia, pernah ada kapal Cruise dari luar negeri datang dan berkunjung ke Pulau Komodo dengan membawa wisatawan sejumlah 3000 orang! Lebih dari satu angkatan ITB.
  • Komodo ternyata memiliki cerita rakyatnya sendiri. Konon katanya ada seorang ibu yang melahirkan 2 anak. Satu kalo gak salah laki-laki, satu lagi sebuah binatang, yang kelak bernama Komodo. Penduduk lokal menyebutnya dengan sebuah nama yang saya lupa. Konon katanya, kalo di cegat Komodo, bilang nama tersebut, maka tidak akan diserang. 
  • Ketika akan bertelur, ia akan membuat beberapa lubang di tanah untuk mengecoh predator telur dan (anehnya) juga memanfaatkan sarang Burung maleo untuk menempatkan telurnya.
  • Komodo yang telah menetas dari telurnya, umumnya yang bertahan hidup hanya 20%. 
  • Komodo, hewan yang agak egois ya. Ketika komodo muda berburu dan mendapatkan makanan, maka komodo tua langsung mengambil alih makanannya. 
  • Komodo memiliki bisa di liurnya. Jika manusia atau hewan lainnya tergigit, maka sekitar 72 jam akan tewas. (sumber : lupa, antara Natgeo, atau Discovery)
  • Jika kita tergigit, akan sangat repot karena lokasi rumah sakit yang jauh karena lokasi rumah sakit terdekat adalah di kota Ruteng, 2 Jam dari Labuan Bajo. Itu belum termasuk waktu dari Pulau Komodo ke Labuan Bajonya. 
  • Ternyata ada beberapa pulau deket Labuan Bajo yang dimiliki perseorangan. Beberapa diantaranya orang asing yang kadang menimbulkan permasalahan dengan warga sekitar.











































 








































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me