Langsung ke konten utama

Music In My Life (Part 2: Masa Kuliah-Sekarang & Refleksi)

(Lanjut dari Part 1 https://tebeahmad.blogspot.com/2020/04/music-in-my-life-part-1-masa-sd-sma.html)

MASA KULIAH (2007-2012)
Masuk era Kuliah di FSRD ITB, dari awal gw sudah punya niat untuk milih kegiatan yang bisa ningkatin “karir” bermusik gw. Gw memutuskan untuk masuk kegiatan unit kegiatan mahasiswa komunitas musik bernama “Apres! ITB”. Disini wawasan dan pengalaman bermusik gw cukup meningkat. Selain ikut ngurus organisasi dan jadi panitia acara-acara, kesempatan manggung banyak muncul. Ada event manggung internal yang rutin diadakan (kalau tidak salah) 2 bulan sekali bernama Musik Petang (Mustang) di lingkungan kampus. Di acara ini anggota organisasi bebas membuat grup band dan membawakan lagu sesuai tema acara. Misalnya temanya “Classic Rock”, “Pop 90s”, “Jazz”, dan sebagainya. Melalui acara ini jadi banyak nyobain lagu-lagu yang beragam. Dari mulai mainin “Jump” nya Van Halen hingga “Wannabe” nya Spice Girls. Pernah juga bikin dan main lagu komedi sama band yang kami namakan “Galau & Resah”.

Salah satu manggun di Mustang. Nyempil di sebelah kanan

Kemudian, pernah juga ikut band ngewakilin Apres di beberapa acara. Yang pertama adalah saat Open House Unit (OHU) tahun 2008. Acara ini adalah untuk mempromosikan unit kegiatan mahasiswa kepada para mahasiswa baru. Kami kolaborasi dengan Unit Kegiatan Minang, Band dengan alat tradisional. Kami main lagu “Bendera” nya Coklat, “Turkish March” (lagu klasik dijadiin rock) dan “Ekspresi” nya Titi DJ. Karena penampilan ini jadi penutup acara, penontonnya jadinya lumayan rame. Tapi karena sudah agak gelap, muke gw gak keliatan di rekaman videonya. Tapi overall Seru banget! 

Open House Unit ITB 2008

Yang Kedua, Manggung Kolaborasi lainnya adalah pada sebuah acara konsernya ITB Student Orchestra. Di situ kita latihan dan manggung bareng dengan Orchestra beneran. Sebetulnya ini momennya seru banget, tapi entah kenapa gw gugup banget jadinya mainnya agak kacau. Banyak lupa kunci dan main solonya berantakan. Mungkin karena faktor genre lagunya yang belom familiar banget dan juga kurang ngulik sendiri. Main lagu blues gitu kalau gak salah. Lupa nama lagunya apa. Jadinya gak terlalu berkesan di acara ini. Pernah juga manggung di pembukaan sebuah seminar. Tapi yang cukup berkesan adalah ketika dapet kesempatan untuk manggung di roadshow JGTC nya UI yang diadakan di kampus. Band kami main lagu “Mati Saja” nya Barry Likumahuwa dan “Biarkan” nya Parkdrive. Pertama kali main yang agak-agak Pop-Jazz.

Not my best performance. ITB Student Orchestra concert

Acara JGTC Goes to Campus di ITB

Karena di komunitas ini sangat beragam selera musiknya, jadinya mulai dengerin lebih macem-maccem lagi mulai dari Efek Rumah Kaca, Dreamtheather, Casiopea, Rock-rock jadul seperti Van Halen, Metallica, Bon Jovi, dan sebagainya. Dari semua itu gw paling suka dan paling sering ngulik lagu-lagunya Casiopea. Seolah gw kayak nemu yang pas banget sama selera gw. Mungkin ada unsur gw pernah les di Yamaha. Yamaha adalah produk Jepang, mungkin seleranya jadi kebentuk dan cocok ketika ngedengerin Casiopea. Gw pun sampai-bela-belain nonton sekali konser Casiopea 3rd ketika ke Indonesia di Gandaria City, Jakarta. Gwng karena akustik di lokasinya kurang bagus, soundnya jadi kurang halus.

Konser Casiopea di Jakarta

Panggung lainnya adalah pada acara wisudaan FSRD, yaitu Fancy Night. Saat wisuda ada dua acara, yaitu menyambut para wisudawan dan orang tua saat siang ke sore hari. Beberapa kali bersama temen-temen jadi pengisi Band Akustikannya untuk menemani sesi makan siang. Malamnya merupakan acara khusus untuk wisudawan dan mahasiswa dalam merayakan wisuda, yaitu Fancy Night. 
Pada malam tersebut wisudawan dan mahasiswa diberi kesempatan untuk tampil apapun. Kebanyakan nge-band. Tapi ada juga yang pernah stand up comedy, performance art, nge DJ bahkan ngundang pedangdut untuk joget bersama. Gw dapat beberapa kesempatan manggung bareng temen-temen. Salah satu manggung paling puas ketika gw hari itu di wisuda, bersama junior-junior gw (bandnya dinamakan “tepebenyatebe”) mainin lagu-lagu fusion jazz nya Barry Likumahuwa, Cover Daft Punk, Kool and The Gangs. ). Kami bener-bener ngeksplor kemampuan main kami. Banyak main solo nya masing-masing jadi lumayan bisa menghibur penonton.

Akustikan di acara wisuda siang


Add caption

Fancy Night saat gw wisuda . "Tepebenyatebe"

Diluar kampus, gw sempet juga diajakin temen SMP yang bikin band bareng teman-temannya dari Unpar. Sempet juga manggung di beberapa café. Tapi itu juga tidak berlangsung lama karena kami keburu sibuk tugas akhir, lulus dan mencar-mencar. Selain itu pernah sesekali menerima tawaran dari temen-temen untuk bantu jadi band akustikan di nikahan. Meski selama kuliah pengalaman-pengalaman bermusiknya sangat seru, cita-cita gw saat itu sudah tidak lagi menjadi musisi. Prioritas dan Cita-cita gw berubah setelah mendalami dan ingin berkarir di program studi yang gw pelajari. Sekitar tahun ke-3 udah gw putuskan bahwa musik jadi sekadar hobi dan aktualisasi diri saja, tidak menjadi profesi.



Jadi Organ Tunggalan di nikahan Temen 


PASCA LULUS KULIAH (2012-Saat Ini)
Setelah lulus kuliah, kegiatan-kegiatan manggung mulai jarang gw dapatkan karena tidak banyak komunitas yang gw ikuti dan tidak punya band tetap lagi. Paling main-main di kampus saat kuliah lagi. Ada piano terbengkalai yang jadi hiburan para mahasiswa. Paling sesekali saja ketika ada acara Hari Ulang Tahun perusahaan di kantor dan acara-acara keluarga. Bermusik lebih banyak untuk diri sendiri saja di saat waktu lowong. Latihan juga agak kendor nih. Kalah prioritas sama urusan pekerjaan, keluarga, rumah dan sebagainya. Paling mulai tahun 2019 gw mulai merekam ketika main meng-cover lagu-lagu terkenal untuk di upload di Channel Youtube gw.



Spesial: Terima kasih kepada piano terbengkalai di FSRD yang mengisi waktu luang pas kuliah S2

Manggung di HUT Kantor 2018


Corporate Culture Fest 2019


Kira-kira begitulah sekilas perjalanan kehidupan gw di musik!


WHAT I LEARN FROM MUSIC
  • Mungkin ya ini cara orang tua gw untuk ngebangun kepercayaan diri gw karena memang gw basicnya orangnya pemalu, pendiem dan minderan. Melalui musik gw jadi latihan untuk tampil di depan umum. Gw jadi terlatih gimana mempersiapkan untuk tampil, mengelola gugup dan mencoba tenang di panggung. Jadinya gw sampai saat ini lebih berani untuk tampil di depan umum buat ngomong, jadi MC, presentasi, menghadapi tamu kantor dan tentunya manggung musik
  • Tentu saja musik melatih kepekaan seni suara gw dalam mendengar dan memainkan musik. Gw jadi peka mana tipe musik, melodi, chord yang bisa menghasilkan impresi sedih, senang, gembira, lucu dan sebagainya. Gw bisa ngebreakdown Chord lagu dari hanya mendengar saja (kecuali lagu-lagu yang berat-berat, kayak Jazz, Orchestra, Rock Progressive dsb) untuk abis itu langsung dimainkan di alat musik
  • Pada dasarnya musik melatih sensorik dan motorik. Ketika denger atau baca partitur, kemudian ditranslasi kan menjadi menggerakan tangan dan kaki ke tuts, maka akan terjadi latihan kordinasi antara sensorik dan motorik. Tapi gw masih struggling di bagian ini karena ngerasa masih suka lemot haha.
  • Kreatifitas. Selama les, gw juga dilatih untuk membuat komposisi musik sendiri mungkin dari situ kreativitas gw cukup terbangun baik di musik ataupun selain musik. Sampai saat ini gw cenderung banyak ide untuk membuat sesuatu dalam desain, produk, tulisan dan sebagainya. Meskipun sebagian besar hanya sebatas di pikiran saja atau masuk ke dalam catatan ide random gw haha.   
  • Ketekunan. Bisa dapet kemampuan bermusik tentunya tidak mudah. Dibutuhkan ketekunan. Pas gw les dulu juga bukannya lancar-lancar aja. Ada kalanya gw sampe dimarahin guru gw karena lagunya susah dan gw males latihan. Sampe sempet mau berenti les. Tapi bokap gw ngeyakinin supaya lanjut, akhirnya gw bisa ngelanjutin. Akhirnya lagu susah tersebut berhasil gw mainin dan lanjut ke lagu berikutnya… ke yang lebih susah haha. Waktu latihan band juga gitu. Untuk bisa dapat chemistry pas dan manggung rapih gak langsung berhasil. Pernah sampai berantem juga. Butuh waktu latihan berkali-kali sampe mainnya asik banget. Tanpa adanya proses latihan, teamwork dan sebagainya gak akan dapat hasil yang baik.Ketekunan ini yang membantu gw dalam berbagai hal seperti kuliah, berorganisasi dan bekerja.
  • Bersosialisasi. Lewat musik gw jadi kenal dan berinteraksi dengan banyak orang. 


KOK CITA-CITA JADI MUSISI LO ILANG?
  • Lebih ke pilihan pribadi. Rasanya waktu itu hati gw condong ke bidang lain. Agak gak sreg kalau milih jadi musisi. Itu mungkin juga refleksi ke karakter gw sendiri. Karakter gw sebetulnya bukan orang yang suka “tampil” dan ekstrovert yang memang suka ngobrol, dilihat dan ditonton banyak orang secara terus menerus untuk menghibur orang lain. Gw agak cenderung introvert. Jadi cepat lelah secara mental kalau sering manggung. Misalnya manggung, gw semangatnya ya sampe manggung itu aja. Abis itu sudah kayak ilang. Malah agak sedikit muak dan bisa gak megang alat musik berminggu-minggu.
  • Setelah kuliah mungkin pilihan hidup gw berubah. Gw mengenal bidang kuliah gw, kehidupan berorganisasi, memperdalam Agama Islam, bekerja dan berkeluarga mungkin membuat prioritas hidup gw berubah
  • Memang gw gak memperdalam skill lanjutan bermusik seperti sound mixing panggung, eksplorasi jenis suara keyboard dan efek-efeknya, music recording dan sebagainya.
  • Ada unsur juga dari lingkungan. Mungkin kalau gw jadi musisi pop akan banyak bergaul dengan lingkungan yang mungkin membuat gw gak nyaman. Bakal ada tuntutan pekerjaan untuk bekerja di tempat yang menurut gw kurang baik, seperti kelab malam, dan sebagainya yang dipastikan ada rokok, minuman keras, nongkrong-nongkrong gak jelas dan sebagainya.
  • Pas SMA gw mulai melihat ada salah satu perspektif dari keagamaan Islam yang bilang bahwa Musik itu Haram. Tapi Ada juga yang tidak. Poin masalahnya adalah di apakah musik ini berdampak baik atau buruk. Misalnya, Apakah musik membuat kita lupa waktu dan membuat kita lalai dalam ibadah ritual serta menuntun kita untuk melakuka hal-hal yang dilarang agama. Dari beberapa perspektif tersebut gw mengimani bahwa Musik itu akan menjadi haram atau halal tergantung beberapa hal tadi. Musik adalah sebuah media atau alat untuk menyampaikan pesan. Kalau Pesan yang disampaikan mengajak hal-hal negatif maka dia haram. Sebaliknya jika pesan yang disampaikan positif, maka akan menjadi halal. Musik menurut gw sama dengan media dan alat lainnya seperti komputer, gadget, film, olahraga, kesemuanya dapat digunakan dan berdampak positif maupun negatif. Tapi gw tidak tertarik untuk memperpanjang debat ini. Biarkan ulama saja yang lebih tepat beradu pendapat
  • Sempet kepikiran juga sih, apakah gw menyianyiakan bakat gw. Tapi ya gak semua orang yang jago main bola jadi pesepakbola kan ya?
  • Semakin dewasa, gw juga makin menurun waktu mendengarkan musik gw. Gw gak suka kelamaan lagi dengerin musik. Gw sekarang media audio yang gw butuhin harus bisa nambah buat bahan mikir juga. Karena itu sekarang lebih banyak dengerin podcast ketika kerja, belajar, atau nyetir. Musik kadang-kadang saja kalau lagi bosen dan lagi nyetir saja.

WHATS NEXT dan ANGAN-ANGAN
  • Gw gak ada rencana sih whats next nya apa. Paling sekadar buat aktualisasi dan dokumentasi permainan musik gw dan upload ke youtube sekadar buat hiburan aja
  • Gw ngeliat musik adalah sebuah media dan alat untuk mendelivery pesan melalui cara yang menghibur. Seperti tulisan, video, film, podcast dan sebagainya. Gw pengennya kalau jadi pemusik niatannya ingin yang denger musik gw jadi optimis menjalani hidup dan terinspirasi untuk jadi orang yang lebih baik. Mungkin topiknya akan seputar motivasi, nasionalisme, Islam, ataupun edukasi. Kalau Islam, gw gak mau terjebak dengan lirik dan nuansa lagu ke-Arab-arab-an. Gw terinspirasi lagu-lagu positif seperti “Kuldesak”nya Ahmad Dhani, Lagu-lagu rohaninya Gigi, Bimbo, lagu “Damai Bersama-Mu” Chrisye dsb. Atau “Andai Ku Tahu”-Ungu dan lagu-lagu nya Rhoma Irama. Lagu-lagu tersebut menurut gw bisa banget menginspirasi orang. Gw pernah denger cerita dari temen gw bahwa lagu-lagu “religi” tersebut ke beberapa kalangan efektif dalam menginspirasi, misalnya untuk merenungkan dan mengevaluasi diri dan ingin mengenal agama lebih dalam. Kalau inspirasi lagu positif lainnya seperti “Manusia Kuat” nya Tulus, “Merakit”nya Yura Yunita dan “Unbeatable” nya Dira Sugandi feat J Flow. Lagu-lagu lainnya bisa gw liat di tulisan gw yang dulu  http://tebeahmad.blogspot.com/2015/02/lagu-lagu-pop-indonesia-yang-inspiratif.html
  • Selain itu, Gw punya angan-angan juga bisa buat lagu anak-anak karena lagu anak-anak sangat minim saat ini. Jadinya nyanyiin lagu dewasa yang kontennya kurang pas. Masak anak-anak nyanyi lagunya Kahitna atau Ariana Grande? Terakhir lagu anak-anak yang bagus banget menurut gw lagu-lagunya Sherina saja. 
  • Ada juga angan-angan gw menjadi penata musik atau musik latar di film. Karena gw suka banget nonton film dan memperhatikan scoring-scoring film macam Hans Zimmer, John Williams, Steve Jablonsky, Henry Jackman, John Powell di film-film holywood.


Yak, itulah sedikit cerita musik di kehidupan gw. Semoga bisa jadi bahan renungan atau sekadar bacaan ringan di rumah selama Pandemi Covid 19 ini berlangsung.

Kalau mau denger beberapa lagu-lagu buatan gw bisa dilihat di 


https://soundcloud.com/tebeahmad


Kalau mau liat video-video gw bisa lihat di channel youtube gw


https://www.youtube.com/user/avanzabot1 








"Gimana cerita kehidupan bermusik lo dan apa esensi musik bagi lo?"



































Komentar

Postingan populer dari blog ini

Camp On Farm : Melihat Langsung Proses Pengolahan Biji Kopi

Berawal dari sebuah obrolan singkat dan diajak oleh seorang teman, saya memutuskan untuk mengikuti acara  Camp on Farm yang diadakan  Agritektur (sebuah komunitas yang concern di bidang pangan. CMIIW ) . Camp on Farm telah diadakan beberapa kali sebelumnya dengan mengunjungi berbagai lokasi pengolahan bahan makanan. Kini Camp on Farm yang  diadakan pada tanggal 21-22 Juni 2014 mengunjungi sebuah Kebun Kopi di Gunung Puntang, Jawa Barat. Melalui acara ini kita diajak untuk melihat secara langsung proses pembuatan kopi dari mulai pemetikan hingga penyajian di atas meja makan. Sebetulnya saya bukan seorang Coffee Geek yang tau mana bedanya kopi enak dan enggak (wawasan saya cuman luwak white coffe aja haha). Namun, berlandaskan keingintahuanlah yang membuat saya ikut. Hari I  Setelah sekitar 2 jam perjalanan dari Bandung menggunakan minibus, kami disambut oleh beberapa orang yang tergabung dalam koperasi bernama Klasik Beans Cooperative . Dan ternyata koperasi yang beranggotaka

Belajar Leadership dari “Band of Brothers”

Leadership (kepemimpinan) menjadi salah satu topik yang gw perhatikan sejak sekitar 5 tahun terakhir. Sebetulnya mungkin jauh sebelum itu. Alasan gw tertarik bukan karena gw tipikal “ leade r banget” gitu, tapi justru gw defaultnya kurang banget jiwa kepemimpinannya. Karena itu gw selalu coba belajar untuk bisa meningkatkan kapasitas kepemimpinan gw. Tiba-tiba timbul pertanyaan dalam otak gw, kapan ya gw mulai tertarik, atau setidaknya aware bahwa ada topik atau ilmu soal leadership ? TK, SD rasanya gw gak banyak terpapar karena gw gak ikut paskibra dan sebagianya. Paling sempet tahu sedikit kalau bokap gw memimpin perusahaannya sendiri. Terus juga paling gw sempet inget gw pertama kali jadi pemimpin upacara adalah saat SD. Atau tahu kalau tim bola ada kaptennya. Tapi tetap gak ngerti esensinya.  Setelah gw inget-inget lagi, kayaknya gw mulai aware sekitar SMP. Bukan dari kegiatan sekolah, bukan dari buku, tapi dari mini-series yang gw tonton, yaitu “Band of Brothers” .  Bagi pecint

MEMPERTAJAM KONSEP DESAIN DENGAN DESIGN REQUIREMENT & CONSTRAINT (DRC)

Catatan: Bukan tulisan ilmiah. Jadi mungkin gak valid buat bahan referensi karya tulis ilmiah Masih perlu dilengkapi sumber referensi                                     Pengaplikasian teori pada tulisan ini sangat kondisional, tergantung jenis produk, kondisi perusahaan dan lain-lain. Mungkin dalam kondisi tertentu keseluruhannya bisa dilakukan, atau sebagian saja. Sebagai sebagai desainer (khususnya desainer produk) mungkin anda pernah mengalami situasi kebingungan ketika anda ditugaskan oleh atasan/klien anda untuk mengembangkan suatu produk tanpa arahan yang jelas, umumnya arahannya hanya "buatin dong konsep desain yang bagus yang keren", "buatin dong desain yang bisa laku dipasar"dan sebagainya. Akibatnya, desain yang diinginkan tidak memiliki arah yang cukup jelas sehingga desainer menjadi terlalu "liar" dalam membuat konsep dan mungkin terjebak dalam eksplorasi bentuk dan sketsa saja. Akibatnya, desain dari sejak konsep me